Saran pencarian

Wajib Lihat! Inilah Jadwal Peristiwa Langit Oktober 2017

Oktober telah tiba. Pada bulan ini, akan ada peristiwa langit seperti konjungsi planet, kembali munculnya Mars di langit Bumi, hingga hujan meteor yang sayang untuk dilewatkan. Tanggal berapa saja dan bagaimana cara mengamatinya? Simak jadwal di bawah ini!
Mengamati langit. Kredit: Pexels.com
Info Astronomy - Oktober telah tiba. Pada bulan ini, akan ada peristiwa langit seperti konjungsi planet, kembali munculnya Mars di langit Bumi, hingga hujan meteor yang sayang untuk dilewatkan. Tanggal berapa saja dan bagaimana cara mengamatinya? Simak jadwal di bawah ini!

6 Oktober 2017: Fase Bulan Purnama

Oktober akan dibuka dengan fase Bulan Purnama. Sama seperti purnama-purnama pada umumnya, Bulan akan tampak bulat sempurna karena sisi yang menghadap ke Bumi akan sepenuhnya disinari Matahari. Dengan kata lain, Bulan berada pada titik 180 derajat dari posisi Matahari di langit Bumi.

Fase purnama resmi terjadi pukul 01.40 WIB, namun Anda sudah bisa melihat Bulan menjelang purnama mulai senja 5 Oktober 2017 hingga menjelang Matahari terbit 6 Oktober 2017. Ya, Bulan Purnama bisa diamati sepanjang malam.

9 Oktober 2017: Bulan di Titik Perigee

Apa itu titik perigee? Perigee merupakan istilah untuk "jarak terdekat dari Bumi". Dengan begitu, Bulan di titik perigee artinya adalah Bulan yang sedang berada di titik terdekatnya dengan Bumi. Pada momen ini, Bulan sudah masuk fase cembung akhir (waning gibbous) dengan persentase tersinari Matahari 82% dan usianya 18 hari.

Titik perigee yang akan dicapai Bulan pada 9 Oktober 2017 adalah sekitar 366.858 kilometer dari Bumi.

Konjungsi Aldebaran dengan Bulan, 9 Oktober 2017. Kredit: Stellarium/InfoAstronomy.org

9 Oktober 2017: Konjungsi Aldebaran dengan Bulan

Bintang paling terang di rasi bintang Taurus, Aldebaran, bakal berkonjungsi dengan Bulan. Dalam astronomi, konjungsi artinya searah. Dengan kata lain, bintang Aldebaran dengan Bulan akan tampak searah di langit Bumi, atau tampak berada berdekatan satu sama lain.

Konjungsi Aldebaran dnegan Bulan ini bisa diamati mulai pukul 20.30 waktu setempat daerah Anda pada 9 Oktober 2017 hingga menjelang Matahari terbit esok harinya. Puncak konjungsi sendiri akan terjadi pukul 01.05 WIB, ketika Aldebaran dan Bulan hanya akan terpisah sejauh 0,6 derajat satu sama lain.

12 Oktober 2017: Fase Bulan Kuartir Akhir

Di tanggal ini, Bulan akan tampak separuh. Fase kuartir akhir akan secara astronomis terjadi pada pukul 19.25 WIB, sementara Bulan baru akan terbit sekitar tengah malam tanggal 13 Oktober 2017. Dengan begitu, Bulan akan berada di langit atas kepala pada saat Matahari terbit.

17 Oktober 2017: Konjungsi Mars dengan Bulan

Setelah melalui konjungsi superior (berada di belakang Matahari dalam pandangan dari Bumi), Mars kini sudah bisa kembali diamati di langit dini hari sebelum fajar tiba. Menariknya, untuk menandai kembalinya Mars, Bulan akan memandu kita menemukan Planet Merah tersebut.

Konjungsi Mars dengan Bulan, 17 Oktober 2017. Kredit: Stellarium/InfoAstronomy.org
Tengoklah langit arah timur pada pukul 04.45 dini hari waktu setempat daerah Anda tanggal 17 Oktober 2017. Anda akan menemukan adanya Bulan sabit tua yang berada di ketinggian 15 derajat dari cakrawala. Sementara itu, planet Mars berada 5 derajat di arah timurnya, atau berada di ketinggian 12 derajat dari cakrawala timur.

Dalam pandangan mata telanjang, Mars hanya akan tampak bagaikan bintang kemerahan yang tidak berkelap-kelip. Hal ini disebabkan oleh jaraknya yang begitu jauh dari Bumi (sekitar 55 juta km). Untuk mengamatinya lebih jelas, Anda bisa menggunakan teleskop.

18 Oktober 2017: Konjungsi Venus dengan Bulan

Setelah tampak berada dekat dengan Mars, di hari berikutnya (18/10) Bulan akan berada dekat dengan Venus, planet dengan kenampakan paling terang di langit Bumi, dan bahkan benda langit paling terang ketiga di langit setelah Matahari dan Bulan.

Konjungsi Venus dengan Bulan, 18 Oktober 2017. Kredit: Stellarium/InfoAstronomy.org
Sayangnya, Bulan dan Venus masih terlalu rendah posisinya bahkan saat Matahari terbit. Dengan begitu, pengamatan terbaik bisa dilakukan mulai pukul 04.55 waktu setempat daerah Anda. Pada saat itu, ketinggian dua benda langit ini kurang lebih 7 derajat dari cakrawala timur dan keduanya terpisah sejauh 2 derajat satu sama lain.

Perlu kejelian dan pandangan ke arah timur yang bebas halangan dari pegunungan atau bangunan tinggi. Gunakan teleskop untuk melihat Venus lebih jelas. Karena dalam pandangan mata telanjang, Venus hanya akan tampak bagaikan bintang paling terang saja.

20 Oktober 2017: Oposisi Uranus

Planet ketujuh dari Matahari akan mencapai titik oposisi, atau titik yang berlawanan dari Matahari. Dengan begitu, planet Uranus juga akan berada di jarak terdekatnya dengan Bumi dalam orbitnya mengelilingi Matahari. Ini merupakan momen yang bagus untuk mengamati sang planet raksasa es!

Tapi sayangnya, karena jaraknya yang begitu jauh dari Bumi pun dari Matahari, Uranus akan tampak sangat redup, sehingga butuh teleskop besar untuk bisa mengamatinya. Kalau ingin mengamatinya dengan mata telanjang, pastikan lokasi pengamatan gelap gulita bebas dari polusi cahaya.

Planet Uranus bisa diamati mulai pukul 19.00 waktu setempat daerah Anda di ketinggian 20 derajat dari cakrawala timur. Ia akan berada di depan rasi bintang Pises. Ia akan tampak bagaikan bintang biru kehijauan yang tidak berkelap-kelip.

Oposisi Uranus. Kredit: Stellarium/InfoAstronomy.org

20 Oktober 2017: Fase Bulan Baru

Berbeda dengan Uranus yang ada di titik oposisi dengan Matahari pada 20 Oktober 2017, di tanggal yang sama Bulan justru berada di titik konjungsi dengan Matahari. Peristiwa ini menyebabkan Bulan tak teramati dari Bumi karena bagian yang disinari Matahari sedang "membelakangi" Bumi, sebuah fase Bulan yang dikenal sebagai Bulan baru (new moon).

Pada fase ini, keesokan harinya penanggalan Hijriah akan berganti bulan, dari bulan Muharram 1439 H ke bulan Safar 1439 H. Bulan sendiri akan resmi secara astronomis memasuki fase Bulan baru pada pukul 02.12 WIB.

21 Oktober 2017: Hujan Meteor Orionid

Tahun 2017 ini, pengamatan hujan meteor Orionid diperkirakan akan memiliki prospek yang bagus. Sebab, pada puncaknya, Bulan masih berada di fase sabit muda sehingga cahayanya tidak akan mengganggu pengamatan hujan meteor!

Hujan meteor merupakan peristiwa masuknya meteoroid-meteoroid kecil ke atmosfer Bumi. Karena jumlahnya banyak, maka disebut sebagai hujan meteor. Hujan meteor Orionid akan memiliki titik radian di rasi bintang Orion, rasi bintang yang mudah dikenali dengan ciri khas tiga bintang berjejernya.

Titik radian hujan meteor Orionid. Kredit: Stellarium/InfoAstronomy.org
Peristiwa hujan meteor ini wajib diamati dengan mata telanjang di daerah yang bebas polusi cahaya. Diperkirakan, 20 sampai 30 meteor per jam akan tampak melesat dari titik radian di atas. Hujan meteor Orionid bisa diamati di seluruh Indonesia selama cuaca cerah.

24 Oktober 2017: Konjungsi Saturnus dengan Bulan

Sang planet bercincin akan berkonjungsi dengan Bulan. Mulailah pengamatan sekitar setengah jam setelah Matahari terbenam, Anda akan menemukan Bulan sabit yang berada di ketinggian 40 derajat dari cakrawala barat. Sementara itu, Saturnus akan tampak bagai bintang kuning terang sekitar 3 derajat di sisi selatan Bulan.

Anda butuh teleskop untuk bisa mengamati cincin Saturnus dan beberapa satelit alami terbesarnya seperti Titan. Konjungsi Saturnus dengan Bulan ini bisa terus diamati hingga pukul 21.00 waktu setempat daerah Anda. Berikut adalah ilustrasi konjungsi Saturnus dengan Bulan pukul 20.00:

Konjungsi Saturnus dengan Bulan, 24 Oktober 2017. Kredit: Stellarium/InfoAstronomy.org

25 Oktober 2017: Bulan di Titik Apogee

Apogee adalah lawan dari perigee. Bila Bulan mencapai perigee pada 9 Oktober 2017, maka di tanggal ini Bulan akan mencapai titik terjauhnya dari Bumi atau yang dikenal dengan istilah apogee. Ya, Bulan akan tampak lebih kecil dari biasanya. Terkadang yang bisa menyadari hal ini hanyalah orang-orang yang sering mengamati Bulan.

Titik apogee akan dicapai Bulan pada pukul 09.25 WIB, yakni pada jarak sekitar 405.151 kilometer dari Bumi.

28 Oktober 2017: Fase Bulan Kuartir Awal

Fase Bulan ini menandai hari ketujuh dalam kalender Hijriah. Bulan akan tampak separuh karena ia akan berada pada 90 derajat dari Matahari di langit Bumi. Fase kuartir awal secara astronomis akan terjadi pada pukul 05.22 WIB.

Namun, Bulan baru akan terbit sekitar pukul 10.30 waktu setempat daerah Anda. Ia akan mencapai titik tertinggi di langit, atau berada di langit atas kepala, tepat pada saat Matahari terbenam sore harinya.

Nah, itulah peristiwa-peristiwa langit yang akan terjadi sepanjang bulan Oktober 2017. Mana yang paling Anda tunggu?
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.