Saran pencarian

Ketika Dua Bintang Neutron Bertabrakan

Pada tanggal 17 Agustus 2017, sekelompok astronom berhasil mendeteksi gelombang gravitasi untuk keenam kalinya. Tapi untuk pertama kalinya, peristiwa yang menciptakan gelombang gravitasi keenam ini tidak hanya "dirasakan" saja, tapi juga bisa terlihat oleh teleskop!
Ilustrasi dua bintang neutron yang membentuk gelombang gravitasi. Kredit: ESO
Info Astronomy - Manusia memiliki setidaknya 5 indra dasar yang bisa gunakan untuk berinteraksi dengan dunia di sekitarnya: penglihatan, penciuman, sentuhan, rasa, dan perasaan.

Banyak hal merangsang lebih dari satu indra kita. Misalnya, kita bisa melihat cahaya api unggun sebelum mendengar suara nyala api atau merasakan panas pada kulit kita. Semakin banyak indra yang kita gunakan untuk mempelajari sebuah benda, semakin baik kita bisa memahaminya.

Ketika membahas alam semesta, kita selalu harus bergantung pada cahaya yang berasal dari benda-benda yang jauh. Tapi tahun lalu, kita mencapai cara baru untuk mendeteksi atau "merasakan" kejadian di alam semesta. Kita bisa merasakan riak-riak di alam semesta itu sendiri!

Riak-riak ini disebut "gelombang gravitasi". Mereka pertama kali dipaparkan oleh Einstein 100 tahun yang lalu, namun kita tidak memiliki teknologi canggih untuk mengidentifikasinya sampai tahun lalu.

Gelombang gravitasi ini diciptakan oleh lubang hitam yang bertabrakan. Lubang hitam adalah bintang dengan karakteristik yang tidak biasa: mereka memiliki gravitasi yang luar biasa kuat. Hal ini membuat teleskop tidak memungkinkan untuk melihatnya, sehingga kita butuh cara lain untuk mendeteksi mereka.

Pada tanggal 17 Agustus 2017, sekelompok astronom berhasil mendeteksi gelombang gravitasi untuk keenam kalinya, yang kini baru saja diumumkan di markas besar European Southern Observatory yang bertempat di Garching, Jerman (16/10). Tapi untuk pertama kalinya, peristiwa yang menciptakan gelombang gravitasi keenam ini tidak hanya "dirasakan" saja, tapi juga bisa terlihat oleh teleskop (berupa radiasi elektromagnetik).

Adalah Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory (LIGO) di Amerika Serikat, yang bekerja sama dengan Virgo Interferometer di Italia, yang mendeteksi gelombang gravitasi ini ketika gelombang tersebut melintasi Bumi. Fenomena ini diberi nama GW170817.

Perkiraan jarak dari data gelombang gravitasi dan pengamatan lanjutan sepakat bahwa GW170817 berada pada jarak sekitar 130 juta tahun cahaya dari Bumi. Hal ini membuat ia menjadi peristiwa gelombang gravitasi terdekat terdeteksi sejauh ini dan juga salah satu sumber ledakan sinar gamma terdekat yang pernah ada. Peristiwa ini juga melontarkan unsur emas dan uranium yang berbobot 10 kali massa Bumi.

Terlebih lagi, sinyalnya tidak seperti yang pernah dilihat sebelumnya. Ini adalah peristiwa yang telah lama ditunggu para astronom untuk dilihat dan diteliti: dua bintang neutron yang saling berevolusi satu sama lain, saling mendekat, dan akhirnya saling menabrak satu sama lain dengan keras.

Selain menciptakan gelombang gravitasi, tabrakan dua bintang neutron ini juga membuat adanya ledakan, yang para astronom sebut sebagai "kilonova". Ledakan kilonova sendiri jauh lebih dahsyat daripada supernova, dan bahkan 1.000 kali lebih terang daripada nova pada umumnya.

Bintang neutron adalah benda kecil dan padat. Tidak seperti lubang hitam, mereka mengeluarkan cahaya. Hal ini memungkinkannya untuk dipelajari menggunakan teleskop yang berbeda di seluruh dunia, sekaligus mempelajari gelombang gravitasi yang diciptakannya juga. Menarik, bukan? Sambil menyelam minum air.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, umat manusia akhirnya dapat melihat dan merasakan sebuah fenomena kosmis yang jauh di alam semesta!


Sumber: ESO
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.