Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Bukan Es, Tabir Surya Turun Bagaikan Salju di Planet Ini

Menggunakan Teleskop Antariksa Hubble, baru-baru ini sekelompok astronom berhasil melakukan observasi rinci sebuah planet asing bernama Kepler-13Ab. Di planet asing itu, ditemukan bahwa titanium dioksida (bahan utama pada tabir surya) turun bagaikan "salju" dari atmosfernya yang panas.
Ilustrasi eksoplanet Kepler-13Ab dan bintang induknya. Kredit: NASA, ESA, G. Bacon (STScI)
Info Astronomy - Menggunakan Teleskop Antariksa Hubble, baru-baru ini sekelompok astronom berhasil melakukan observasi rinci sebuah planet asing bernama Kepler-13Ab. Di planet asing itu, ditemukan bahwa titanium dioksida (bahan utama pada tabir surya) turun bagaikan "salju" dari atmosfernya yang panas.

Ini adalah pendeteksian pertama dari proses semacam itu, yang secara teknis disebut senagai perangkap dingin, pada sebuah planet ekstrasurya. Tim astronom dari Universitas Negeri Pennsylvania, AS ini telah menerbitkan hasil penelitiannya di Astronomical Journal.

Kepler-13Ab adalah planet yang sangat panas, dengan suhu permukaan rata-ratanya di atas 2.750 °C. Planet ini juga mengalami penguncian gravitasi terhadap bintang induknya sehingga hanya satu sisinya saja yang terus-terusan menghadap ke arah bintang induknya.

Selain itu, planet ini juga diketahui lebih dari sembilan kali lebih masif daripada planet Jupiter. Walaupun planet asing ini bukan merupakan tempat yang ramah bagi kehidupan, dengan mengamati dan memahami karakteristik atmosfernya akan membantu para astronom untuk menambah wawasan terkait planet-planet unik di alam semesta.

"Dalam banyak hal, studi atmosfer yang kita lakukan seperti sekarang ini adalah semacam tempat menguji untuk bagaimana kita akan melakukan studi atmosfer planet terestrial dan mirip Bumi," kata pemimpin studi ini, Profesor Thomas Beatty.

"Memahami lebih banyak tentang atmosfer planet-planet ini dan bagaimana cara kerjanya akan membantu kita saat kita akan mempelajari planet-planet yang lebih kecil yang lebih sulit dilihat dan memiliki fitur yang lebih rumit di atmosfer mereka."

Pada awalnya, Beatty dan rekan-rekannya tidak bermaksud untuk menemukan planet asing semacam ini, dan mereka pun kini dibuat bingung dengan penemuan mereka sendiri. Planet Kepler-13Ab sendiri dikategorikan sebagai planet "Jupiter panas", kategori planet yang ukurannya mirip Jupiter namun memiliki suhu yang lebih panas.

Melalui pengamatan ini, Beatty dan rekan-rekannya melihat bahwa "salju" tabir surya (titanium dioksida) hanya terjadi di sisi malam planet Kepler-13Ab tersebut. Sisi siang hari yang selalu menghadap ke arah bintang induknya tersebut tidak terjadi salju titanium dioksida.

Apa penyebabnya? Teori terkini yang disarankan adalah, ada semacam angin kencang yang berperan dalam membawa gas titanium dioksida ke sisi malam yang lebih dingin, di mana gas tersebut dapat mengembun menjadi serpihan kristal, membentuk awan, dan mengendap seperti salju. Gravitasi planet Kepler-13Ab cukup kuat, yakni enam kali lebih kuat dari gravitasi Jupiter, sehingga menarik oksida titanium dioksida keluar dari atmosfer atas dan memerangkapnya di atmosfer bawah.

Perbandingan ukuran planet Kepler-13Ab dengan planet-planet di tata surya kita. Kredit: NASA, ESA, A.Field (STScI)
Tim Beatty berhasil melakukan penelitian ini setelah menggunakan instrumen Wide Field Camera 3 pada Hubble untuk melakukan observasi spektroskopi atmosfer planet ekstrasurya dalam cahaya inframerah dekat (near-infrared).

Teleskop Antariksa Hubble sendiri mampu melakukan pengamatan sebuah planet yang jauh bahkan ketika sang planet sedang berada di belakang bintangnya dalam pandangan dari Bumi, atau sebuah peristiwa yang disebut gerhana sekunder. Gerhana jenis ini menghasilkan informasi tentang suhu konstituen di atmosfer planet asing yang akan diteliti itu.

"Pengamatan Kepler-13Ab ini memberi tahu kita bagaimana proses kondensasi dan pembentukan awan bisa terjadi pada atmosfer planet gas yang sangat panas, dan seberapa besar peran gravitasi dalam memengaruhi komposisi atmosfer," Beatty menjelaskan. "Saat melihat planet-planet ini, Anda tidak hanya perlu tahu seberapa panasnya tapi seperti apa gravitasi mereka."

Planet Kepler-13Ab dan bintang induknya berada pada jarak 1.730 tahun cahaya dari Bumi.


Sumber: Astronomical Journal, NASA, Science Daily, arXiv.org.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com