Saran pencarian

31 Oktober: Selamat Hari Materi Gelap!

Setiap tanggal 31 Oktober mulai tahun ini, kita merayakan Hari Materi Gelap. Materi gelap sendiri adalah materi yang tidak dapat dideteksi dari radiasi yang dipancarkan atau penyerapan radiasi yang datang ke materi tersebut, tetapi kehadirannya dapat dibuktikan. Mari mengenal materi gelap di hari yang spesial ini.
Ilustrasi materi gelap di alam semesta. Kredit: Tom Abel & Ralf Kaehler (KIPAC, SLAC), AMNH
Info Astronomy - Setiap tanggal 31 Oktober mulai tahun ini, kita merayakan Hari Materi Gelap. Materi gelap sendiri adalah materi yang tidak dapat dideteksi dari radiasi yang dipancarkan atau penyerapan radiasi yang datang ke materi tersebut, tetapi kehadirannya dapat dibuktikan. Mari mengenal materi gelap di hari yang spesial ini.

Setidaknya, hanya kurang dari 5 persen dari total massa dan energi di seluruh alam semesta adalah material yang kita ketahui dan bisa amati: seperti bintang, planet, galaksi, dan gas. Sisanya, kita tidak dapat mendeteksinya. Ada banyak misteri alam semesta yang belum bisa dijelaskan, salah satunya adalah materi gelap ini.

Materi gelap, yang sejauh ini hanya bisa dideteksi melalui efek gravitasi di ruang angkasa, menyumbang sekitar 85 persen dari total massa alam semesta dan sekitar seperempat (26,8 persen) dari total massa dan energi alam semesta. Hampir 70 persen (68,3 persen) massa dan energi alam semesta terdiri dari energi gelap, misteri besar lainnya bagi ilmuwan yang menyebabkan percepatan ekspansi alam semesta.

Materi gelap memungkinkan galaksi berputar pada tingkat yang lebih cepat dari yang diperkirakan tanpa membuat galaksi tersebut melontarkan materialnya ke ruang di sekitarnya. Materi gelap juga diperkirakan berperan dalam membuat lensa gravitasi membelokkan cahaya begitu kuat.

Sederhananya, materi gelap merupakan sebuah materi aneh nan misterius yang tidak bisa terlihat karena ia tidak berinteraksi dengan gaya elektromagnet (atau dengan foton cahaya). Karena itu, materi gelap tidak menyerap dan memantulkan cahaya sehingga tidak terlihat. Lalu, bagaimana kita tahu bahwa materi gelap yang tak terlihat ini ada?

Secara logika, kita akan berpikir bahwa bila kita berada lebih dekat dengan inti galaksi, maka kita akan merasakan medan gravitasi yang lebih kuat daripada saat kita berada jauh dari inti galaksi. Bila berada lebih jauh dari inti galaksi, bintang-bintang hanya membutuhkan kecepatan yang semakin kecil untuk melawan gravitasi galaksi agar bisa mengorbit inti galaksi.

Namun, saat observasi dilakukan, rupanya bintang-bintang yang berada dekat maupun yang berada jauh dari inti galaksi memiliki kecepatan orbit yang sama. Secara logika (lagi), ini seharusnya mustahil. Bintang-bintang yang berada di pinggiran galaksi seharusnya keluar dari galaksi tersebut karena minimnya tarikan gravitasi dari inti galaksinya.

Faktanya, bintang-bintang tersebut masih tetap mengorbit galaksi. Di sinilah para astronom baru menyadari bahwa ada materi tak terlihat yang berperan untuk menciptakan keadaan seperti itu. Sebuah galaksi diperkirakan butuh memiliki massa 6 kali lipat untuk tetap menjaga bintang-bintang di pinggirannya tak tercecer keluar. Materi gelap lah yang disinyalir "menambah" massa itu.

Itulah sedikit informasi mengenai materi gelap yang sejauh ini masih misterius. Para astronom bahkan belum begitu paham dari mana asal-usul materi ini dan bagaimana bisa materi gelap ini terbentuk di alam semesta.

Hari Materi Gelap yang baru pertama kali dirayakan pada tahun 2017 ini adalah perayaan yang diakui secara global yang disponsori oleh Interactions Collaboration, sebuah komunitas fisika partikel internasional. Hari Materi Gelap ini dicanangkan dalam rangka untuk meningkatkan kesadaran tentang materi gelap, membuat lebih banyak orang yang membantu belajar lebih jauh tentang materi gelap ini.


Sumber: Dark Matter Day
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com