Saran pencarian

Menanti Gerhana Terakhir Tahun 2017

Dua peristiwa gerhana Bulan dan dua gerhana Matahari telah diamati tahun ini. Namun, masih ada satu "gerhana" lagi yang bisa diburu. Bukan gerhana Bulan ataupun Matahari, yang terakhir ini giliran planet Venus yang ditutupi oleh Bulan.
Okultasi Venus. Kredit: Wes Stone
Info Astronomy - Dua peristiwa gerhana Bulan dan dua gerhana Matahari telah diamati tahun ini. Namun, masih ada satu "gerhana" lagi yang bisa diburu. Bukan gerhana Bulan ataupun Matahari, yang terakhir ini giliran planet Venus yang ditutupi oleh Bulan.

Dalam astronomi, peristiwa ini lebih dikenal sebagai okultasi. Bila gerhana terjadi ketika Bulan menutupi Matahari (gerhana Matahari) atau Bumi menghalangi cahaya Matahari yang diterima Bulan (gerhana Bulan), peristiwa okultasi terjadi ketika Bulan menutupi benda langit jauh selain Matahari, bisa itu planet maupun bintang.

Dengan begitu, pada peristiwa okultasi Venus, kita akan melihat Bulan yang perlahan-lahan bergerak menutupi Venus. Planet Venus juga akan tampak menghilang dari sisi terang Bulan lalu beberapa menit kemudian muncul kembali di sisi gelap Bulan.

Tahun 2017 ini, okultasi Venus terjadi pada 18 September, yakni pada fase Bulan sabit. Nantinya, kita akan melihat Bulan dan Venus yang berdekatan seperti pada gambar di atas yang dipotret pada 22 April 2009, sebelum akhirnya Venus menghilang dari pandangan karena berada di belakang Bulan.

Planet Venus sendiri memang bisa diamati dari Bumi. Hal ini disebabkan karena ia memantulkan cahaya Matahari yang diterimanya, persis seperti bagaimana Bulan bisa bersinar. Tapi karena jaraknya yang jauh dari Bumi, dalam pandangan mata telanjang Venus hanya akan tampak seperti bintang kecil kuning terang dan cahayanya tidak berkelap-kelip.

Dikutip dari Kalastro.id, peristiwa okultasi Venus selalu terjadi pada fase Bulan sabit saja. Hal ini disebabkan karena Venus adalah planet dalam (planet yang berada lebih dekat dengan Matahari dibanding Bumi dalam tata surya). Hal itu jelas membuat Venus tidak pernah lebih jauh dari 46 derajat dari Matahari jika dilihat dari Bumi.

Menariknya, karena Venus tidak bisa jauh-jauh elongasinya dari Matahari, maka okultasi Venus hanya bisa terlihat di langit timur saat fajar atau di langit barat saat senja. Okultasi Venus tidak akan bisa terlihat saat tengah malam karena Venus berada di bawah cakrawala.

Pengamatan di Indonesia

Peta visibilitas okultasi Venus 18 September 2017. Kredit: nao.ac.jp
Bila kita melihat peta visibilitas okultasi Venus di atas, wilayah yang berada dalam garis merah adalah wilayah-wilayah yang dilalui peristiwa okultasi Vennus ini. Walau begitu, tidak serta-merta wilayah-wilayah ini menjadi lokasi terbaik untuk mengamatinya.

Okultasi Venus akan berlangsung mulai pukul 05.41 WIB hingga pukul 06.55 WIB. Dengan merujuk pada waktu berlangsungnya ini, wilayah paling kiri (paling barat) dalam peta visibilitas di atas lah yang paling baik untuk mengamati okultasi Venus. Karena semakin ke kanan (ke timur), maka waktu sudah semakin siang, Matahari sudah berada semakin tinggi di langit.

Indonesia, yang dalam peta visibilitas di atas masuk dalam zona paling barat, maka menjadi lokasi pengamatan terbaik. Walau begitu, jauh lebih baik lagi bila mengamatinya di Pulau Sumatra, dari Sumatra Utara, Selatan, hingga Lampung. Untuk pulau Jawa, area terbaiknya adalah hanya ujung paling barat seperti Banten dan Sekitarnya.

Sebab, pada saat okultasi Venus terjadi (pada jam yang tertera di atas), Pulau Sumatra (kecuali Aceh) dan ujung barat Jawa masih cukup gelap karena Matahari belum terbit atau belum terlalu tinggi posisinya di langit, hal ini memungkinkan kita melihat Venus yang diokultasi oleh Bulan.

Keistimewaan Okultasi Venus

Selain akan menyaksikan keindahan Bulan Sabit yang bersanding dengan Venus, kita akan menyaksikan hilangnya Venus di balik Bulan selama kurang lebih 90 menit, yang disebabkan oleh Venus yang bergerak ke timur sehingga memaksa Bulan untuk "mengejarnya".

Selain itu, keistimewaan okultasi Venus lainnya mungkin dikhususkan bagi umat Muslim. Sebab, menurut Direktur Observatorium Bosscha, Hakim L. Malasan, Bulan sabit dan bintang yang dikenal sebagai simbol agama Islam sebenarnya adalah Bulan sabit dan Venus, bukan bintang. Kedua benda luar angkasa itu terlihat seperti bersentuhan di langit pada saat okultasi Venus terjadi.

Hakim L. Malasan menduga, karena okultasi Venus hanya bisa terjadi pada fase Bulan sabit, para pemuka Islam terdahulu telah melihat fenomena okultasi Venus ini ketika sedang memantau hilal (Bulan sabit muda).

Bagaimana, cukup menarik, kan, untuk berburu okultasi Venus? Bila Anda berminat untuk mengamati okultasi Venus, kami mengadakan acara pengamatan okultasi Venus di ujung Pulau Jawa bersama dengan komunitas astronomi Jejak Pengamat Langit. Klik di sini untuk ikut serta kegiatan pengamatannya.

Selamat menanti gerhana terakhir!

Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.