Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Supernova Terjauh di Alam Semesta Berhasil Ditemukan

Sebuah kematian bintang masif yang berjarak 10 miliar tahun cahaya berhasil menciptakan supernova super-terang yang langka. Menurut para astronom yang mengamatinya, ini adalah supernova yang paling jauh yang pernah ditemukan.
Supernova DES15E2mlf. Kredit: D. Gerdes, S. Jouvel
Info Astronomy - Sebuah kematian bintang masif yang berjarak 10 miliar tahun cahaya berhasil menciptakan supernova super-terang yang langka. Menurut para astronom yang mengamatinya, ini adalah supernova yang paling jauh yang pernah ditemukan.

Ledakan bintang yang sangat terang tersebut diketahui lebih dari tiga kali lebih terang dari 100 miliar bintang yang ada di galaksi Bimasakti kita. Terjadi sekitar 3,5 miliar tahun setelah Big Bang, bintang masif ini meledak pada era alam semesta yang dikenal sebagai "Cosmic High Noon", yakni era di mana tingkat pembentukan bintang di alam semesta mencapai puncaknya.

Dari berbagai pengamatan yang telah dilakukan, diketahui bahwa supernova ini 10 sampai 100 kali lebih terang dari supernova pada umumnya yang terjadi akibat runtuhnya sebuah bintang masif. Namun, sejauh ini para astronom masih belum tahu persis bintang masif seperti apa yang dapat menghasilkan luminositas ekstrem atau proses fisik apa yang terlibat saat ledakan supernova terjadi.

Supernova yang dikenal sebagai DES15E2mlf ini secara otomatis merupakan supernova yang tidak biasa, bahkan paling aneh dari sejumlah kecil supernova super-terang sejenis yang telah terdeteksi sebelumnya. Supernova ini pada awalnya terdeteksi pada bulan November 2015 oleh tim astronom dari Dark Energy Survey (DES) menggunakan teleskop Blanco 4 meter di Cerro Tololo Inter-American Observatory di Cile.

Pengamatan lanjutan pun akhirnya dilakukan untuk mengukur jarak dan mendapatkan spektrum terperinci terkait supernova DES15E2mlf yang dilakukan dengan Spektrografi Multi-Objek Gemini di teleskop Gemini South 8 meter yang juga berada di Cile.

Penelitian dan pengamatan tersebut dipimpin oleh astronom dari UC Santa Cruz, Yen-Chen Pan dan Ryan Foley, sebagai bagian dari tim astronom kolaborator DES. Para astronom ini melaporkan temuan mereka dalam sebuah jurnal penelitian yang telah diterbitkan pada 21 Juli 2017 di Pemberitahuan Bulanan Royal Astronomical Society.

Supernova merupakan suatu hal yang penting dalam rangka memahami evolusi galaksi karena ledakan bintang seperti ini berperan penting dalam memperkaya gas antarbintang yang dapat membentuk bintang-bintang baru dengan unsur-unsur yang lebih berat daripada helium (yang oleh para astronom disebut "logam").

"Sangat penting untuk mengetahui bahwa bintang-bintang yang sangat masif meledak pada saat itu (era Cosmic High Noon)," kata Foley. "Apa yang benar-benar ingin kami ketahui adalah seberapa beda supernova super-terang ini dengan supernova normal, tapi kami belum bisa membuat perbandingan itu karena supernova normal terlalu redup untuk dilihat pada era itu."

Pengamatan sebelumnya menyatakan bahwa supernova super-terang seperti ini biasanya berada di sebuah galaksi dengan massa rendah atau galaksi kerdil, yang cenderung kurang memiliki kandungan unsur logam daripada galaksi yang lebih masif. Namun, galaksi induk DES15E2mlf merupakan jenis galaksi yang cukup besar. Keanehan inilah yang sedang diteliti lebih lanjut.

Foley menjelaskan bahwa bintang-bintang dengan unsur-unsur logam yang lebih sedikit mampu mempertahankan sebagian besar massanya saat mereka mati. Hal itu dapat menyebabkan ledakan supernova yang lebih besar daripada supernova normal.


Sumber: The Astronomer's Telegram, UC Santa Cruz, Royal Astronomical Society.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.