Saran pencarian

Solstis: Titik Balik Matahari Juni

Selamat solstis Juni! Hari ini, merupakan semacam awal dari musim panas di belahan Bumi utara dan musim dingin di belahan Bumi selatan. Tapi, apa sebenarnya solstis Juni itu dan adakah dampaknya bagi Indonesia?
Ilustrasi posisi kemiringan sumbu Bumi pada solstis Juni. Kredit: Timeanddate.com
Info Astronomy - Selamat solstis Juni! Hari ini merupakan semacam awal dari musim panas di belahan Bumi utara dan musim dingin di belahan Bumi selatan. Tapi, apa sebenarnya solstis Juni itu dan adakah dampaknya bagi Indonesia?

Terjadi pada tanggal 22 Juni 2018 pukul 05:23 WIB, solstis atau titik balik Matahari Juni tidak berdampak besar bagi Indonesia yang berada di wilayah ekuator Bumi. Namun, untuk orang-orang yang tinggal di belahan Bumi utara, titik balik Matahari ini menandai hari terpanjang dan malam terpendek dalam setahun.

Sebaliknya, di belahan Bumi selatan, siang hari akan terasa lebih cepat dibandingkan dengan malam hari. Hal ini bisa terjadi karena kemiringan sumbu rotasi Bumi pada solstis Juni sedang condong 23,5 derajat ke utara. Ini membuat Matahari lebih menyinari belahan utara Bumi dibandingkan dengan belahan selatannya.

Bumi melakukan dua gerakan sekaligus; berotasi pada sumbunya dan berevolusi terhadap Matahari. Sumbu rotasi Bumi tidak tegak lurus terhadap revolusi, melainkan memiliki kemiringan sebesar 23,5 derajat. Karena kemiringan ini, bagian Bumi yang diterangi Matahari bisa berbeda-beda selama setahun.

Dari Maret hingga September, Matahari lebih banyak menerangi belahan Bumi utara daripada selatan, dan dari September hingga Maret terjadi sebaliknya. Gerakan ini juga berakibat pada adanya empat musim di Bumi, yaitu: gugur, dingin, semi, panas.

Pada intinya, pergeseran posisi Matahari seperti ini merupakan akibat dari Bumi yang berevolusi mengelilingi Matahari dan sumbu rotasinya yang membentuk sudut 47 derajat terhadap bidang ekliptika dengan kemiringan tetap. Akibat revolusi Bumi, pada setiap tanggal 21 atau 22 Juni, Matahari akan berada di titik balik utara yakni lintang 23,5 derajat utara dari ekuator.

Di Indonesia, panjang waktu siang dan malam tidak akan berbeda jauh karena kita berada di ekuator. Perubahan musim di Indonesia juga tidak akan terjadi secara signifikan. Namun, kita akan melihat Matahari yang saat ini lebih condong ke utara saat tengah hari, tidak tepat berada di zenith.


Sumber: EarthSky, Space.com.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com