Saran pencarian

NASA Bakal Luncurkan Misi ke Matahari Tahun Depan

Bukan Amerika Serikat namanya kalau tidak ingin menjadi yang pertama. Mengenakan lapisan pelindung karbon setebal hampir 5 inci, NASA akan mengirimkan wahana antariksa nirawak untuk mengeksplorasi atmosfer Matahari dari dekat dalam sebuah misi yang dimulai pada musim panas 2018 mendatang.
Ilustrasi wahana antariksa yang mendekati Matahari. Kredit: NASA/JPL-Caltech
Info Astronomy - Bukan Amerika Serikat namanya kalau tidak ingin menjadi yang pertama. Mengenakan lapisan pelindung karbon setebal hampir 5 inci, NASA akan mengirimkan wahana antariksa nirawak untuk mengeksplorasi atmosfer Matahari dari dekat dalam sebuah misi yang dimulai pada musim panas 2018 mendatang.

Tidak mudah mendekati Matahari, dan ini tentunya bukan perjalanan yang bisa dilakukan oleh manusia. Jadi, NASA bakal mengirimkan wahana antariksa berukuran 3 meter untuk misi bersejarah yang akan membuatnya mendekati Matahari daripada yang pernah dicapai wahana antariksa lain sebelumnya.

Tentunya, wahana antariksa ini harus tahan terhadap panas dan radiasi yang belum pernah dialami oleh sebuah wahana antariksa lainnya, NASA telah memikirkan hal tersebut matang-matang. Misi ini dirancang khusus untuk menjawab pertanyaan yang tidak dapat dijawab sebelumnya tentang Matahari serta memahami Matahari secara rinci.

Yang greget adalah, ini adalah misi pertama NASA menuju Matahari dan mereka mengatakan akan mengirim wahana antariksanya menuju atmosfer terluar bintang terdekat Matahari kita tersebut, yang disebut sebagai korona.

Wahana antariksanya sendiri dinamai sebagai Parker Solar Probe untuk menghormati astrofisikawan Eugene Parker. Beliau adalah astronom yang mempublikasikan penelitian yang memprediksi keberadaan angin Matahari pada tahun 1958, saat ia masih muda di institut Enrico Fermi University of Chicago.

Pada saat itu, para astronom percaya bahwa ruang di antara planet-planet Tata Surya hanyalah ruang hampa. Jurnal ilmiah pertama Parker ditolak, namun "diselamatkan" oleh seorang rekan kerjanya, Subrahmanyan Chandrasekhar, seorang astrofisikawan yang dianugerahi Hadiah Nobel Fisika 1983.

Kurang dari dua tahun setelah jurnal ilmiah Parker diterbitkan, teorinya tentang angin Matahari dikonfirmasi oleh pengamatan satelit. Karya ilmiahnya merevolusi pemahaman kita tentang Matahari dan ruang antarplanet.

Parker sekarang menjadi S. Chandrasekhar Distinguished Service Professor Emeritus di University of Chicago. "Saya sangat tersanjung dikaitkan dengan misi luar angkasa ilmiah heroik seperti ini," kata Parker, dilansir dari CNN.com.

Parker Solar Probe akan membawa sebuah chip dengan foto Parker dan jurnal ilmiah revolusionernya, serta sebuah piringan yang berisi sebuah pesan yang ditulis oleh Parker untuk alam semesta.

Wahana antariksa Parker Solar Probe nantinya akan ditempatkan dalam jalur orbit sejauh 5,9 juta kilometer dari permukaan Matahari. Pengamatan dan pengumpulan data dari Parker Solar Probe diklaim dapat memberikan wawasan tentang fisika bintang, mengubah pemahaman tentang apa yang kita ketahui tentang korona Matahari yang misterius serta meningkatkan pemahaman tentang angin Matahari dan membantu memperbaiki peramalan cuaca antariksa.

Cuaca antariksa sendiri merupakan sebuah peristiwa yang dapat mempengaruhi satelit dan astronot serta Bumi, termasuk jaringan listrik dan keterpaparan radiasi pada penerbangan pesawat terbang komersial. Mengetahui cuaca antariksa lebih presisi akan membawa kita lebih maju dalam ilmu pengetahuan.

Tujuan misi utama Parker Solar Probe sendiri meliputi "peneltiian aliran energi yang memanaskan dan mempercepat korona Matahari dan angin Matahari, menentukan struktur dan dinamika plasma serta medan magnet pada sumber angin Matahari, dan mengeksplorasi mekanisme yang mengangkut partikel bermuatan dari Matahari."

"Kami sudah pernah mengunjungi orbit Merkurius dan melakukan hal-hal yang menakjubkan di sana dengan wahana antariksa MESSENGER, tapi belum pernah sampai 'menyentuh' Matahari seperti misi ini," kata Nicola Fox, kepala misi Parker Solar Prove.

Sekadar informasi, angin Matahari adalah aliran gas bermuatan dari Matahari yang dilontarkannya ke seluruh penjuru Tata Suyra. Angin itu hampir selalu menumbuk atmosfer Bumi pada kecepatan satu juta kilometer per jam, dan gangguan angin Matahari dapat menyebabkan gangguan yang mempengaruhi planet kita.

Untuk mencapai orbit dekat Matahari, Parker Solar Probe akan melakukan tujuh terbang lintas terhadap Venus yang pada dasarnya akan memberi wahana antariksa ini gravity assist, membantunya bergerak mendekati Matahari dengan bahan bakar minimal.

Dari siaran pers NASA, dikatakan bahwa Parker Solar Probe akan menjalani misi selama 7 tahun. Wahana antariksa ini nantinya akan berada cukup dekat dari Matahari untuk menyaksikan angin Matahari mendidih dari subsonik menjadi supersonik.

Saat berada pada jarak paling dekat dengan Matahari, perisai surya karbon setebal hampir 5 inci yang melindungi Parker Solar Probe bakal bertahan terhadap suhu mendekati 1.300 derajat Celcius. Wahana antariksa ini juga akan dilengkapi berbagai instrumen ilmiah.

Misi tersebut dijadwalkan berakhir pada bulan Juni 2025.


Sumber: USA Today, Forbes, Space.com.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.