Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Galaksi Ini Terbentuk 1 Miliar Tahun Setelah Big Bang

Galaksi paling jauh di alam semesta, yang pertama terbentuk persis setelah Big Bang, umumnya terlalu jauh untuk terdeteksi oleh instrumen pengamatan modern sekalipun kecuali mereka sangat terang. Tapi, baru-baru ini sekelompok ilmuwan berhasil mempelajari galaksi yang mungkin merupakan galaksi terjauh.
Galaksi ultra-jauh yang baru saja ditemukan. Kredit: Austin H
Info Astronomy - Galaksi paling jauh di alam semesta, yang pertama terbentuk persis setelah Big Bang, umumnya terlalu jauh untuk terdeteksi oleh instrumen pengamatan modern sekalipun kecuali mereka sangat terang. Tapi, baru-baru ini sekelompok ilmuwan berhasil mempelajari galaksi yang mungkin merupakan galaksi terjauh.

Dikenal sebagai MACS1423-z7p64, galaksi ini diperkirakan terletak pada jarak sekitar 13,1 miliar tahun cahaya dari Bumi. Itu berarti galaksi ini terbentuk kurang dari 1 miliar tahun setelah Big Bang (yang berlangsung sekitar 13,78 miliar tahun yang lalu). Ia merupakan bagian dari galaksi generasi pertama yang terbentuk di alam semesta.

Para astronom mampu mendeteksi objek yang sangat jauh ini hanya karena cahayanya diperbesar oleh fenomena alam yang disebut lensa gravitasi, di mana cahaya dari sebuah objek yang jauh di belakang diperbesar oleh objek yang sangat besar yang terletak lebih dekat dengan pengamat.

Dalam hal ini, "kaca pembesar" kosmis yang memperbesar pemandangan galaksi MACS1423-z7p64 merupakan sebuah gugusan galaksi yang terletak di antara Bumi dan galaksi MACS1423-z7p64.

Penemuan ini sangat penting karena galaksi-galaksi generasi pertama dapat membantu menjelaskan seperti apa permulaan transisi utama alam semesta di sekitar waktu ini, yang dikenal sebagai zaman reionisasi.

Tepat sebelum bintang-bintang pertama dan galaksi terbentuk, alam semesta dipenuhi dengan kabut atom hidrogen yang tampak dalam panjang gelombang cahaya tertentu, termasuk kisaran cahaya tampak yang bisa dilihat oleh mata manusia.

Kabut atom hidrogen tersebut mulai runtuh ketika bintang-bintang pertama mulai menyala, melepaskan radiasi yang membebaskan elektron dari atom hidrogen tersebut, meninggalkan hidrogen "ion" (atom yang telah kehilangan elektron). Dengan demikian, "penyiksaan" kabut hidrogen ini dikenal sebagai era reionisasi.

Galaksi diperkirakan telah memainkan peran besar dalam ionisasi (karena mereka menghasilkan banyak bintang), tetapi ada banyak pertanyaan yang belum terjawab tentang periode ini dalam sejarah alam semesta. Misalnya adalah, tidak jelas kapan tepatnya zaman reionisasi berlangsung atau berapa zaman tersebut berlangsung.

Diketahui, era reionisasi itu kemungkinan besar tidak didorong oleh beberapa galaksi-galaksi jauh yang telah dipelajari di Bumi, melainkan oleh beberapa galaksi yang memiliki ciri khas khusus.

"Itu sebabnya kami tertarik untuk melihat dan meneliti galaksi seperti MACS1423-z7p64," kata Austin Hoag, pemimpin penelitian ini dari University of California. "Karena kalau kita bisa belajar tentang mereka, maka kita dapat belajar tentang bagaimana era reionisasi ini berlangsung."

Hoag adalah bagian dari sebuah tim internasional yang menggunakan Teleskop Antariksa Hubble untuk survei langit ke daerah sekitar gugus bintang raksasa, mencari cahaya dari galaksi jauh yang telah diperbesar oleh gugus bintang tersebut melalui lensa gravitasi. MCS1423-z7p64 adalah salah satu hasil survei langitnya.

Hoag dan rekan-rekannya kemudian melakukan studi lebih lanjut dengan teleskop Keck untuk menentukan seberapa jauh cahaya dari MCS1423-z7p64 telah melakukan perjalanan. Hoag mengatakan survei langit tersebut masih berlangsung dan timnya berharap dapat menemukan lebih banyak lagi galaksi-galaksi seperti ini, yang penting untuk "menyatukan gambar" tentang apa yang sedang terjadi di alam semesta pada waktu itu.

Meskipun cahaya dari MCS1423-z7p64 telah diperbesar, sinyalnya masih sangat samar dan sulit untuk dipelajari. Selain itu, gas hidrogen terionisasi yang mengelilingi MCS1423-z7p64 menyerap panjang gelombang cahaya yang Hoag dan rekan-rekannya harus gunakan untuk mengukur jarak cahaya dari MCS1423-z7p64.

Studi ini tak hanya berhenti sampai di sini, Hoag dan rekan-rekannya berharap bisa mempelajari hal-hal baru tentang zaman reionisasi dan karakteristik galaksi-galaksi pertama yang terbentuk di alam semesta.


Sumber: Forbes
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.