 |
| Supernova 1978A. Kredit: NASA/ESA/STScI |
Sejak penampakan pertamanya, SN 1987A terus membuat takjub para astronom dalam tampilan cahaya yang spektakuler. Di langit Bumi, supernova ini terletak di dekat Awan Magellan Besar. Supernova ini merupakan ledakan bintang terdekat yang pernah diamati dalam ratusan tahun dan kesempatan terbaik bagi para astronom untuk mempelajari fase sebelum hingga setelah kematian bintang.
Untuk memperingati ulang tahun ke-30-nya, SN 1987A kembali diamati oleh sekelompok astronom yang dipimpin oleh Salvatore Orlando di INAF-Osservatorio Astronomico, Palermo, Italia. Dengan menggabungkan data dari Teleskop Antariksa Hubble, Observatorium Sinar-X Chandra, serta Atacama Large Milimetre/submillimetre Array (ALMA), para astronom ini mendapati adanya perubahan pada SN 1978A.
Hubble sendiri sebenarnya telah berulang kali mengamati SN 1987A sejak tahun 1990, sehingga sukses mengumpulkan ratusan gambar. Observaorium Sinar-X Chandra pun sudah mulai mengamati SN 1987A sejak tahun 1999. Sementara ALMA, teleskop radio kuat yang terdiri dari 66 antena telah mengumpulkan data berersolusi milimeter dan submillimeter dari SN 1987A sejak awal temuannya.
"Pengamatan 30 tahun pascaledakan SN 1987A begitu penting karena hal ini bisa memberikan wawasan kepada kita terkait tahap terakhir dari evolusi bintang," kata Robert Kirshner dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics di Cambridge, Massachusetts, AS.
Data terbaru dari teleskop-teleskop tadi menunjukkan bahwa SN 1987A telah melewati ambang batas yang penting. Gelombang kejut supernova 1987A tersebut telah menyeruak keluar membentuk struktur dua cincin yang menjadi wilayah pembentukan bintang.
"Rincian terbaru (dari supernova ini) memberikan para astronom wawasan untuk lebih memahami kehidupan bintang hingga bagaimana bintang itu mati," kata Kari Frank dari Penn State University yang memimpin studi menggunakan Observatorium Sinar-X Chandra.
Supernova seperti SN 1987A dapat membangkitkan gas sekitarnya dan memicu pembentukan bintang dan planet-planet baru. Gas yang mampu membentuk bintang-bintang dan planet-planet ini diperkaya dengan unsur-unsur seperti karbon, nitrogen, oksigen, dan besi, yang merupakan komponen dasar dari semua kehidupan yang kita kenal.
Unsur-unsur ini terbentuk dalam sebuah bintang pra-supernova, lalu ketika bintang tersebut meledak maka unsur-unsur tadi akan tersebar ke segala arah, ke seluruh penjuru galaksi. Studi lanjutan dari SN 1987A memberikan wawasan yang unik tentang tahap awal penyebaran unsur-unsur ini.
 |
| SN 1987A yang telah membentuk dua cincin di sekitarnya maupun satu cincin yang mengelilinginya. Kredit: NASA |
Studi dari Hubble telah mengungkapkan bahwa cincin gas padat di sekitar supernova memiliki diameter sekitar satu tahun cahaya. Cincin itu diketahui telah terbentuk setidaknya 20.000 tahun sebelum bintang itu meledak. Struktur pusat yang terlihat di dalam cincin pada gambar yang diambil Teleskop Antariksa Hubble kini telah tumbuh kira-kira setengah tahun cahaya daripada saat awal ledakannya.
Dari tahun 1999 hingga 2013, data dari Observatorium Sinar-X Chandra menunjukkan cincin pada bagian tengah supernova ini semakin meluas dan semakin terang. Gelombang kejut dari ledakan awal telah memanaskan cincin gas yang berada di sekitar supernova, sehingga menghasilkan emisi sinar-X tinggi.
Sementara sejak tahun 2012, para astronom menggunakan ALMA untuk mengamati sisa-sisa supernova ini, mereka mempelajari bagaimana sisa supernova bisa menyediakan sejumlah besar unsur-unsur yang menjadi bahan pembentuk bintang-bintang baru.
Karena supernova SN 1978A merupakan ledakan bintang yang berukuran besar, maka para astronom saat ini juga masih mencari bukti-bukti dari adanya lubang hitam atau bintang neutron yang ditinggalkan oleh ledakan itu.
Hasil penelitian SN 1978A dapat disimak di https://arxiv.org/abs/1508.02275 untuk penelitian NASA. Sementara hasil penelitian Observatorium Sinar-X Chandra bisa disimak di http://lanl.arxiv.org/abs/1608.02160.