Ilustrasi planet yang mengorbit bintang GJ 411. Kredit: Ricardo Ramirez |
Data ratusan planet ekstrasurya ini berasal dari analisis yang dilakukan selama dua dekade menggunakan instrumen HIRES (High Resolution Echelle Spectrometer) di Observatorium Keck, Hawaii, Amerika Serikat.
Para astronom menggunakan HIRES untuk mendeteksi planet ekstrasurya melalui metode "kecepatan radial", yakni mengamati getaran atau goyangan gravitasi kecil dari sebuah planet terhadap bintang induknya.
Metode ini berbeda daripada yang digunakan oleh teleskop antariksa pemburu planet paling produktif sepanjang masa: Teleskop Antariksa Kepler. Teleskop milik NASA yang ditempatkan di orbit Bumi itu menggunakan metode transit, yang mana mengamati kedipan kecil pada kecerahan bintang yang disebabkan adanya sebuah planet yang melintasi wajah bintang tersebut.
Dalam studi baru ini, para astronom mengidentifikasi 60 kandidat kuat yang merupakan planet, sementara 54 sisanya masih berupa sinyal sugestif yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut sebelum mereka dapat diangkat ke status kandidat planet.
Salah satu kandidat planet dalam penelitian baru ini diketahui mengelilingi bintang GJ 411, yang terletak hanya 8,3 tahun cahaya dari Matahari, bintang terdekat keempat dari Matahari. Planet yang mengelilingi GJ 411 itu diketahui setidaknya 3,8 kali lebih besar dari Bumi, dan mungkin terlalu panas untuk dihuni.
Walau hanya 114 calon planet potensial yang sudah diketahui sejauh ini, data HIRES nyatanya terdiri dari hampir penelitian 1.600 bintang. Karena begitu banyak data yang dikumpulkan, tim HIRES telah berbagi datanya untuk seluruh peneliti, bahkan untuk publik (Anda bisa akses di sini).
Sampai saat ini, para astronom telah menemukan total 3.450 planet ekstrasurya yang telah dikonfirmasi keberadaannya, di mana sekitar dua-pertiga dari total keseluruhan itu ditemukan oleh Teleskop Antariksa Kepler. Masih ada beberapa ribu lebih planet lainnya yang menunggu untuk dikonfirmasi.
Studi yang dipimpin oleh astronom Paul Butler dari Carnegie Institution for Science di Washington, DC, AS ini juga telah diterbitkan dalam The Astronomical Journal.