Matahari terbenam. Kredit: Jacob Wayne |
Bintang jenis deret utama seperti Matahari terbentuk dari awan debu dan gas yang runtuh bersama-sama oleh gravitasi. Bagaimana bintang berevolusi nantinya tergantung pada massa masing-masing. Dengan massa yang dimiliki Matahari, di masa mendatang ia akan berevolusi menjadi bintang kerdil putih.
Bintang paling masif, dengan delapan kali massa Matahari atau lebih, tidak akan pernah menjadi kerdil putih. Sebaliknya, di akhir hidup mereka, mereka akan meledak dalam supernova, berevolusi menjadi bintang neutron atau lubang hitam.
Sementara, bintang yang lebih kecil seperti Matahari, akan melewati tahap evolusi yang sedikit lebih tenang. Bintang-bintang bermassa rendah ini di kala akhir kehidupannya akan membengkak menjadi raksasa merah, yang akhirnya bakal menumpahkan lapisan luar mereka untuk membentuk cincin yang dikenal sebagai nebula planeter.
Nebula planeter sendiri adalah sebuah emisi nebula yang terdiri dari cangkang gas terionisasi yang bersinar yang sedang mengembang yang dikeluarkan selama fase masa asimtotik dari beberapa jenis bintang dalam siklus akhir kehidupan bintang tersebut.
Fase sebuah bintang yang berevolusi menjadi nebula planeter tidak memakan waktu yang sama. Hanya dalam puluhan ribu tahun, inti bintang yang tadinya menjadi nebula planeter bakal menjadi kerdil putih, bintang yang tidak berfusi hidrogen.
Di saat Matahari sudah mencapai fase kerdil putih, di saat itulah cahayanya tidak akan seterang cahaya saat ini. Bumi juga mungkin sudah tak berkehidupan karena saat Matahari berevolusi menjadi bintang raksasa merah, ia akan mengembang hingga orbit Jupiter, sehingga akan menelan Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.
Bintang kerdil putih memiliki massa hampir serupa massa Matahari saat ini, tetapi memiliki radius seukuran Bumi. Hal ini membuat kerdil putih sangat padat, gravitasi di permukaan kerdil putih adalah 350.000 kali dari gravitasi di Bumi.
Kerdil putih pun tidak akan hidup selamanya, bintang yang telah berevolusi menjadi kerdil putih bakal memudar setelah secara terus-menerus melepaskan sisa energi mereka. Setelah sisa energi habis, kerdil putih akan berubah menjadi kerdil hitam, lalu akhirnya benar-benar mati dan padam, kembali menjadi debu dan gas.
Usia Matahari diperkirakan mencapai 10 miliar tahun, dan saat ini usianya telah mencapai 4,5 miliar tahun. Dengan begitu, secara ilmiah, kala hidup Matahari sudah setengah perjalanan lagi, sebelum akhirnya akan padam.