Ilustrasi ketika TMC1A membentuk angin puyuh. Kredit: Per Bjerkeli/David Lamm/ESO |
Sistem bintang seperti Tata Surya kita biasanya terbentuk ketika awan gas dan debu raksasa runtuh karena gaya gravitasinya dan akhirnya membentuk sebuah bola gas di mana tekanan memanaskan material, membuat bola gas bercahaya, lalu jadilah bintang di pusat awan gas dan debu tadi.
Sementara itu, sisa-sisa gas dan debu dari awan yang tidak membentuk bintang induk tetap berputar di mengelilingi sang bintang. Sisa-sisa tersebut akhirnya membentuk gumpalan yang lebih besar dan lebih besar, yang akhirnya menjadi planet.
"Menggunakan teleskop ALMA, kami telah mengamati protobintang pada tahap yang sangat awal. Kami melihat bagaimana angin, seperti angin puyuh, mengangkat material dan gas naik dari cakram protoplanet, yang dalam proses pembentukan tata surya baru," kata Per Bjerkeli, dari Astrophysc and Planetary Science di Niels Bohr Institute, University of Copenhagen.
Teleskop ALMA (Atacama Large Millimetre/submillimetre Array) terdiri dari 66 teleskop radio yang dapat mengamati langit dengan resolusi setara dengan cermin berdiameter hingga 16 km. Sementara itu, protobintang yang sedang diamati ini terletak 450 tahun cahaya jauhnya dari Bumi, atau setara dengan 30 juta kali jarak antara Bumi ke Matahari.
Pada jarak ini, para astronom saat ini telah mengamati detail tentang protobintang, yang bernama TMC1A, yang belum pernah terlihat sebelumnya.
"Selama proses pembentukan sistem bintang ini, material dari cakram protoplanet mulai berputar lebih cepat dan lebih cepat. Bintang baru yang terbentuk di pusat cakram ini sudah mulai aktif memancarkan angin bintang," tutur Bjerkeli.
"Angin bintang tersebut lantas ikut berputar bersama-sama dengan cakram itu. Ketika angin bintang ini berputar dan bergerak menjauh dari bintang yang baru terbentuk, angin bintang tersebut mengalami tumbukan dengan cakram protoplanet, membuatnya naik dan berputar-putar seperti angin puyuh."
Fakta Menarik: TMC1A berjarak 450 tahun cahaya jauhnya dari Bumi. Dengan begitu, cahaya yang diamati para astronom pada TMC1A adalah cahanyanya 450 tahun yang lalu. Bisa saja, saat ini TMC1A sudah membentuk tata bintang yang sempurna, bukan lagi di tahap awalnya.