Saran pencarian

Menyambut Puncak Hujan Meteor Orionid 2016

Pada tahun 2016, hujan meteor Orionid diperkirakan akan tampak dalam intensitas tertinggi saat diamati mulai dini hari hingga fajar tiba. Di langit yang gelap dan bebas polusi, Anda akan berkesempatan melihat sekitar 25 meteor per jam dengan mata telanjang!
Ilustrasi titik radian hujan meteor Orionid. Kredit: Stellarium/InfoAstronomy.org
Info Astronomy - Pada tahun 2016, hujan meteor Orionid diperkirakan akan tampak dalam intensitas tertinggi saat diamati mulai dini hari hingga fajar tiba. Di langit yang gelap dan bebas polusi, Anda akan berkesempatan melihat sekitar 25 meteor per jam dengan mata telanjang!

Tahun ini, sayangnya puncak hujan meteor Orionid yang terjadi pada tanggal 21 Oktober 2016 akan bertepatan dengan fase Bulan Bungkuk. Dengan begitu, meteor-meteor yang redup bisa saja menjadi lebih redup karena kalah oleh cahaya Bulan yang terang.

Dengan adanya Bulan yang terletak hanya beberapa derajat di atas rasi bintang Orion, tahun ini sepertinya akan cukup sulit dan menantang untuk berburu meteor-meteor pada hujan meteor Orionid. Tapi bukan berarti tidak akan muncul meteor, bagi Anda yang penyabar mungkin akan tetap berkesempatan melihat banyak meteor.

Ingat juga bahwa dibutuhkan sekitar dua puluh hingga empat puluh menit untuk mata Anda beradaptasi dengan kegelapan malam.

Setiap hujan meteor memiliki titik radian, atau titik di langit di mana seolah hujan meteor ini muncul. Untuk hujan meteor Orionid, tentu titik radiannya adalah rasi bintang Orion. Menemukannya cukup mudah, sebab rasi bintang Orion memiliki ciri khas tiga bintang sejajar seperti pada foto kedua di atas.

Tapi Anda tidak perlu terus-menerus melihat ke arah rasi bintang Orion untuk melihat lesatan meteor. Sebab meteor-meteor akan terlihat selebar 30 derajat atau lebih dari titik radiannya. Dan ingat, meteor-meteor melesat dari dan ke segala arah. Jadi meteor akan muncul di semua area langit!

Itu sebabnya cara terbaik untuk melihat hujan meteor dibutuhkan lokasi pengamatan yang medan pandangnya luas, seperti di atas pegunungan atau di tengah lapangan. Hujan meteor juga tidak perlu diamati lewat teleskop, karena teleskop hanya akan membuat pandangan langit menjadi menyempit.

Komet Halley. Kredit: NASA
Apa, sih, meteor itu? Meteor kadang disebut juga sebagai bintang jatuh. Tapi tentu saja, mereka bukan benar-benar sebuah bintang. Meteor adalah puing-puing bekas asteroid atau komet yang terbakar ketika memasuki atmosfer Bumi.

Meteor-meteor pada hujan meteor Orionid sendiri berasal dari puing-puing yang ditinggalkan oleh Komet Halley. Objek pada foto ketiga di atas bukanlah meteor, melainkan komet Halley yang kami maksud. Komet legendaris ini terakhir kali mengunjungi Bumi pada tahun 1986. Sekitar tanggal 20–22 Oktober, orbit Bumi memotong orbit komet Halley, sehingga puing-puing sisa komet memasuki atmosfer Bumi karena tarikan gravitasi planet kita.

Jadi, selamat menyambut puncak hujan meteor Orionid!
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.