Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Drone Bersayap Bakal Diluncurkan ke Titan, Satelit Alami Terbesar Saturnus

Menyadari misi wahana antariksa Cassini yang telah memasuki tahun-tahun terakhirnya di orbit Saturnus, NASA saat ini sedang melakukan studi teknologi tahap awal untuk mengirim drone bersayap ke satelit terbesar milik Planet Saturnus, Titan.
Ilustrasi drone bersayap yang akan diluncurkan ke Titan. Kredit: NASA
Info Astronomy - Menyadari misi wahana antariksa Cassini yang telah memasuki tahun-tahun terakhirnya di orbit Saturnus, NASA saat ini sedang melakukan studi teknologi tahap awal untuk mengirim drone bersayap ke satelit terbesar milik Planet Saturnus, Titan.

NASA telah memberikan kontrak ke Global Aerospace Corp dan Northrop Grumman Aerospace Systems untuk menciptakan sebuah drone bersayap yang dikenal sebagai Titan Winged Aerobot untuk mengeksplorasi Titan dan memyiapkan prototipe untuk pengujian di Bumi. Kontrak yang disebut Small Business Innovation Research (SBIR) tersebut bernilai sampai 125.000 dolar AS per enam bulan.

"Titan memiliki lingkungan yang keras dan dingin yang menimbulkan banyak tantangan teknis untuk setiap wahana antariksa yang dirancang untuk mengeksplorasinya. Dengan begitu, kami butuh desain yang fleksibel," kata Benjamin Goldman, peneliti utama dari Global Aeropace Corp (selanjutnya kami sebut "Global" saja).

Drone bersayap baru ini nantinya akan mencakup beberapa elemen desain yang mampu mengatasi lingkungan Titan yang ekstrem. Hal ini termasuk kemampuan manuver dan kemampuan untuk menahan tekanan atmosfer Titan.
Titan adalah satu-satunya satelit alami yang diketahui di Tata Surya yang memiliki atmosfer tebal dan siklus cair (termasuk danau hidrokarbon di permukaannya), yang telah menyebabkan beberapa ilmuwan membandingkannya dengan Bumi di masa awal pembentukannya. Titan juga berpotensi menjadi tuan rumah kehidupan berbasis metana yang bertahan hidup di suhu minus 184 derajat Celcius.

Pada tahun 2005, misi wahana antariksa Cassini sukses mengirim wahana pendarat Huygens ke permukaan Titan. Huygens sempat tetap operasional selama beberapa jam, mengirimkan kembali data dan citra atmosfer dan permukaan Titan, sebelum akhirnya mati karena kerusakan perangkat elektroniknya.

Tidak seperti Huygens, drone bersayap tak berawak yang bakal diluncurkan ke Titan ini akan terbang di atas permukaan. Manuver tersebut bisa membuat drone mampu memetakan Titan secara lebih rinci daripada yang Cassini lakukan. Ini memberikan potensi untuk studi di Astrobiologi dan kelayakhunian Titan secara komprehensif.

Drone bersayap tanpa awak yang dikirim ke Titan nantinya akan dikendalikan dari Bumi, dab akan beroperasi dengan menggunakan sumber tenaga nuklir, yang umum digunakan untuk misi yang jauh di Tata Surya yang tidak menerima banyak sinar Matahari.

Salah satu fitur unik dari Titan Winged Aerobot adalah sistem daya apung yang akan membuatnya dapat mengambang beberapa meter di atas permukaan Titab tanpa perlu propulsi. Drone bersayap ini bahkan mampu mengirim data dan citra dengan resolusi terbaik, setidaknya lebih baik dari Cassini.

Diperkirakan drone bersayap ini akan mulai diluncurkan pada tahun 2020-an ke atas setelah NASA dan dua perusahaan yang digandengnya selesai menyiapkan desain dan teknologi yang dibutuhkan dan diinginkan.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.