Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Bintik Merah Raksasa Membuat Jupiter Lebih Panas dari Perkiraan Sebelumnya

Penelitian terbaru yang didanai NASA yang dilakukan sekelompok astronom berhasil menunjukkan bahwa Bintik Merah Raksasa pada permukaan Jupiter mungkin merupakan sebuah sumber panas misterius yang membuat suhu atmosfer teratas Jupiter menjadi sangat tinggi.
Ilustrasi artistik. Kredit: NASA
Info Astronomy - Penelitian terbaru yang didanai NASA yang dilakukan sekelompok astronom berhasil menunjukkan bahwa Bintik Merah Raksasa pada permukaan Jupiter mungkin merupakan sebuah sumber panas misterius yang membuat suhu atmosfer teratas Jupiter menjadi sangat tinggi.

Di Bumi, sinar Matahari memanaskan suhu atmosfer di ketinggian 380 kilometer di atas permukaan planet kita di mana merupakan orbit Stasiun Luar Angkasa Internasional. Namun, para ilmuwan saat ini dibuat bingung mengapa suhu di atmosfer teratas Jupiter sama tingginya dengan suhu pada atmosfer di Bumi, padahal Jupiter berjarak lebih dari lima kali jarak dari Bumi ke Matahari. Jika Matahari bukanlah sumber panas, lalu apa?

Para astronom dari Boston University Center for Space Physics berharap untuk bisa memecahkan misteri ini dengan memetakan temperatur di atas puncak awan Jupiter menggunakan pengamatan dari Bumi. Mereka menganalisis data dari spektrometer SPEX di Infrared Telescope Facility (IRTF) milik NASA di Mauna Kea, Hawaii, sebuah teleskop inframerah berdiameter 3 meter yang dioperasikan untuk NASA oleh University of Hawaii.

Dengan mengamati ratusan cahaya inframerah pada awan-awan yang berada di atas permukaan sang planet raksasa gas, para astronom ini menemukan ternyata suhu jauh lebih tinggi di garis lintang dan bujur tertentu di belahan Selatan Jupiter, di mana Bintik Merah Raksasa berada.

Studi ini, yang diterbitkan pada 27 Juli 2016 di jurnal Nature, menyimpulkan bahwa badai di Bintik Merah Raksasa menghasilkan dua jenis gelombang energi turbulen yang bertabrakan dan memanaskan atmosfer teratas Jupiter. Pemanasan yang terjadi pada bagian atas atmosfer yang memiliki ketinggian 800 kilometer di atas Bintik Merah Raksasa ini diduga disebabkan oleh kombinasi dari dua jenis gelombang turbulen tersebut.

Pada ketinggian 800 kilometer tersebut, para astronom mengukur suhu mencapai sekitar 370 derajat Celcius, lebih tinggi dari perkiraan yang sebelumnya. Penelitian ini mengungkapkan bahwa atmosfer di Jupiter suhunya meningkat hingga sekitar 1.330 derajat Celcius.

Bintik Merah Raksasa memang telah membuat bingung para astronom sejak penemuannya pada abad ke-17. Dengan pusarannya yang berwarna kemerahan, badai ini memiliki diameter 2 sampai 3 kali diameter Bumi dan dianggap oleh banyak astronom sebagai "badai abadi," dengan kecepatan angin di sana mencapai 650 kilometer per jam.

Wahana antariksa Juno milik NASA, yang baru saja tiba di orbit Jupiter pada 4 Juli 2016, akan memiliki beberapa peluang selama misi 20 bulannya untuk mengamati Bintik Merah Raksasa dan wilayah yang bergolak lain di sekitarnya dari dekat. Juno akan mengintip ratusan kilometer ke bawah ke atmosfer Jupiter dengan instrumen radiometer microwave. Kemampuan ini akan memungkinkan Juno untuk mengungkapkan struktur dalam dari Bintik Merah Raksasa yang misterius.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.