Saran pencarian

Wajib Lihat! Inilah Jadwal Peristiwa Langit Sepanjang Juni 2016

Selamat datang di bulan Juni! Bulan ini akan menjadi bulan yang spesial bagi umat Muslim yang akan menjalani ibadah puasa. Selain itu, Juni akan lebih spesial karena dihiasi oleh beberapa peristiwa langit. Berikut jadwal lengkapnya.
Juni 2016. Kredit: Shutterstock
Info Astronomy - Selamat datang di bulan Juni! Bulan ini akan menjadi bulan yang spesial bagi umat Muslim yang akan menjalani ibadah puasa. Selain itu, Juni akan lebih spesial karena dihiasi oleh beberapa peristiwa langit. Berikut jadwal lengkapnya.

1-30 Juni 2016: Galaksi Bima Sakti Membentang di Langit

Pada malam-malam pertengahan tahun ini, galaksi Bima Sakti membentang indah di langit. Anda dapat melihatnya setiap malam sepanjang Juni, apa lagi bagi Anda yang tinggal di daerah bebas polusi. Mengabadikannya tentu menjadi suatu hal yang menarik.

Berburu galaksi Bima Sakti di langit paling baik saat musim kemarau, carilah lokasi yang tinggi atau yang berada jauh dari perkotaan. Hal tersebut untuk mengurangi tingkat polusi cahaya maupun polusi udara. Pastikan juga cuaca sedang cerah.

Bagi Anda yang belum mengerti di mana posisi bentangan galaksi Bima Sakti terbit dan muncul di langit malam, Anda bisa mengunduh aplikasi peta langit seperti Stellarium, Star Chart, Starry Night, dll. Jika Anda belum punya aplikasi peta langit, Anda dapat mengunduh salah satu dari aplikasi tersebut yang cocok dengan gawai Anda di sini: infoastronomy.org/unduh.

Jika sudah tahu letak bentangan Bima Sakti, mulailah memotretnya. Silakan baca tutorial memotret galaksi Bima Sakti di langit malam di sini: infoastronomy.org/bimasakti-dslr.

3 Juni 2016: Oposisi Saturnus

Saturnus, planet bercincin termegah di Tata Surya, bakal mencapai titik oposisinya pada 3 Juni 2016. Sementara oposisi adalah peristiwa ketika kedudukan Maahari, Bumi dan planet berada dalam garis sejajar dengan sudut 180°.

Pada malam tanggal 3 Juni 2016 mendatang, Saturnus akan berada di titik terbaiknya untuk diobservasi, ia akan berada di rasi bintang Ophiuchus. Selain itu, Saturnus juga akan terlihat untuk sepanjang malam, dari Matahari terbenam hingga Matahari terbit esok hari, serta dapat diamati di seluruh Indonesia.

Hanya saja jangan menganggap Saturnus akan terlihat besar di langit. Pada saat oposisi, Saturnus akan berada pada jarak 9,01 SA (1 SA = 150 juta km), dan akan terlihat dengan diameter 18,4 detik busur. Saturnus juga akan mencapai magnitudo 0,8. Karena jaraknya yang masih cukup jauh, Anda hanya bakal melihat Saturnus bagai bintang kuning keemasan terang jika diamati dengan mata.

Untuk melihat Saturnus dengan cincinnya, Anda memerlukan alat bantu pengamatan berupa teleskop dengan magnifikasi lebih dari 200 kali. Walau begitu, teleskop dengan magnifikasi 75x sudah dapat melihat Saturnus dengan cincinnya yang megah.


5 Juni 2016: Merkurius Mencapai Titik Elongasi Barat Tertinggi

Dalam astronomi, elongasi adalah sudut terbesar yang dibentuk oleh planet, Bumi dan Matahari. Pada 5 Juni mendatang, Merkurius akan mencapai titik elongasi barat tertinggi, dengan begitu planet terdekat Matahari ini dapat diamati di langit Timur saat fajar. Merkurius bakal bersinar terang dengan magnitudo -1,9.

Dari Indonesia, Merkurius akan terbit pada sekitar pukul 04:19 waktu setempat daerah Anda, atau sekitar 1 jam 40 menit sebelum Matahari terbit, dan ia bakal mencapai ketinggian 18° di atas ufuk Timur sebelum menghilang dari pandangan karena Matahari telah terbit pada sekitar pukul 05:44 waktu setempat.

10 Juni 2016: Hujan Meteor Ophiuchid

Hujan meteor Ophiuchid merupakan hujan meteor minor atau yang memiliki intensitas rendah. Hujan meteor ini akan mencapai tingkat maksimum dari aktivitasnya pada tanggal 10 Juni 2016. Namun, beberapa "bintang jatuh" dari hujan meteor ini sudah terlihat setiap malam dari tanggal 19 Mei sampai awal Juli 2016.

Intensitas dari hujan meteor Ophiuchid diperkirakan akan mencapai 5 meteor per jam (ZHR), itu pun jika Anda melihatnya di lokasi yang langitnya benar-benar gelap bebas polusi cahaya. Hujan meteor ini akan muncul dari deklinasi -23°, di rasi bintang Ophiuchus.

Pada tengah malam, rasi bintang Ophiuchus akan berkedudukan sekitar 67° di atas horizon Barat Daya daerah Anda. Tapi Anda tidak perlu melihat terus-menerus ke rasi bintang tersebut, sebab meteor dapat muncul pada bagian langit 30-40° dari rasi bintang tersebut. Anda wajib menyaksikan hujan meteor ini dengan mata telanjang, tidak disarankan menggunakan teleskop.

11 Juni 2016: Konjungsi Bulan dengan Planet Jupiter

Konjungsi adalah kedudukan planet, Bumi dan Matahari berada pada garis lurus atau sejajar dengan sudut 0°. Namun dalam kasus ini, yang sejajar adalah planet Jupiter, Bulan dan Bumi. Sehingga nantinya kita akan melihat Jupiter di dekat Bulan.

Bulan dan Jupiter akan terlihat berdekatan, mereka akan terpisah hanya 1°25' satu sama lain pada 11 Juni 2016. Dari Indonesia, pasangan ini sudah terlihat sejak pukul 17:56 waktu setempat, yakni pada ketinggian 75° di atas horison Barat Laut daerah Anda. Mereka kemudian akan tenggelam menuju ufuk Barat sekitar 5 jam 51 menit setelah Matahari terbenam, atau pada pukul 23:32 waktu setempat.

Pada saat konjungsi, Bulan akan bersinar dengan magnitudo -11,7, dan Jupiter dengan magnitudo -2,0. Keduanya bakal berada di konstelasi Leo. Oh iya, kenampakan Jupiter di dekat Bulan tidak akan terlihat besar, Jupiter hanya akan nampak bagai bintang seperti pada foto peta langit di bawah ini:
Letak Bulan dan Jupiter, 11 Juni 2016. Kredit: InfoAstronomy.org

19 Juni 2016: Konjungsi Bulan dengan Planet Saturnus

Setelah berkonjungsi dengan Jupiter, Bulan akan berdekatan dengan Saturnus. Bulan dan Saturnus akan saling bersebelahan di langit malam, mereka hanya akan terpisah sekitar 3°13' satu sama lain.

Dari Indonesia, pasangan ini akan terlihat mulai pukul 17:59 waktu setempat, mereka akan berada pada ketinggian 19° di atas ufuk Timur daerah Anda. Mereka kemudian akan mencapai titik tertinggi di langit pukul 22:41 waktu setempat, yakni 75° di atas ufuk Selatan. Konjungsi ini dapat terus diamati hingga 04:20 waktu setempat, ketika mereka tenggelam pada ketinggian 8° di atas ufuk Barat.

Pada saat konjungsi, Bulan akan bersinar dengan magnitudo -12,5, dan Saturnus dengan magnitudo 0,8. Keduanya akan berada di rasi bintang Ophiuchus. Sayangnya, pasangan ini akan terlalu luas terpisah untuk muat dalam satu bidang pandang teleskop, tapi tetap bisa dilihat dengan mata telanjang. Saturnus akan muncul bagai bintang kuning keemasan di dekat Bulan.

20 Juni 2016: Bulan Purnama

Bulan Purnama akan menjadi penutup peristiwa langit yang terjadi pada Juni 2016. Bulan akan mencapai fase penuh atau full sehingga bakal terlihat sepanjang malam pada 20 Juni mendatang. Hal ini disebabkan karena Bulan berada tepat di seberang Matahari di langit.

Bulan Purnama pada 20 Juni 2016 dijuluki Flower Moon. Pada saat Bulan mencapai fase Full Moon, ia akan terletak pada deklinasi -18°33' di rasi bintang Sagittarius. Jaraknya dari Bumi akan mencapai 394.000 km. Yup, Bulan sedang mencapai titik apogee-nya!

Tentu saja, Bulan Purnama bisa diamati dengan mata telanjang. Tapi jika Anda ingin melihat kawah-kawah Bulan dengan jelas, Anda butuh teleskop. Simak 8 teleskop yang cocok untuk pemula pada artikel dengan klik tautan ini.

Itulah peristiwa-peristiwa langit yang bakal terjadi sepanjang Juni 2016. Mana yang paling Anda tunggu?
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.