Kiri: NGC 128, kanan: NGC 2549. Kredit: SDSS, B.Ciambur, NASA, ESA |
"Ini adalah pertama kalinya struktur galaksi seperti ini berhasil kami amati," kata Bogdan Ciambur, mahasiswa PhD yang memimpin penelitian, seperti dikutip dari Swinburne.edu.au.
"Kami berharap anatomi galaksi yang mengejutkan ini akan memberikan kita tampilan yang unik pada masa lalu mereka. Memahami sejarah kedua galaksi berbentuk kacang kulit ini dapat memberitahu kita tentang transformasi seperti apa yang galaksi Bima Sakti kita mungkin alami di masa mendatang," tambahnya.
Ditemukan dengan Perangkat Lunak Baru
Tim di Swinburne baru saja mengembangkan perangkat lunak untuk pencitraan alam semesta, sehingga memungkinkan mereka untuk menemukan galaksi-galaksi jauh yang juga memudahkan mereka melakukan penemuan dua galaksi kacang kulit ini.Menggunakan data dari Hubble Space Telescope dan Sloan Digital Sky Survey, para peneliti menyadari bahwa dua galaksi yang mereka pelajari, yakni NGC 128 dan NGC 2549, adalah galaksi yang cukup luar biasa. Bintang-bintang pada galaksi ini menampilkan konfigurasi cangkang kacang kulit dalam 3 dimensi.
"Ironisnya, bentuk kacang kulit ini jauh dari ukuran kacang kulit yang sebenarnya," kata Profesor Alister Graham, salah satu penulis penelitian ini. "Galaksi ini terdiri dari miliaran bintang yang biasanya mencakup 5-25 persen dari ukuran galaksi."
Bulge atau pusat galaksi NGC 128 yang mirip kulit kacang. Kredit: Swinburne |
Bagaimana Bentuk Kacang Bisa Tercipta?
Para astronom percaya tonjolan galaksi yang berbentuk cangkang kacang kulit ini ada kaitannya dengan distribusi bintang berbentuk batang yang berada di pusat galaksi. Kedua galaksi yang diamati oleh para astronom Swinburne ini memiliki bintang berbentuk batang tersebut.Salah satu penyebab adanya tonjolan galaksi berbentuk cangkang kacang kulit adalah mungkin berasal ketika bintang berbentuk batang ini berputar-putar pada pusat sebuah galaksi. Dengan membandingkan galaksi biasa dengan galaksi berbentuk kacang kulit ini secara langsung, para astronom berharap dapat lebih memahami bagaimana galaksi berkembang.
"Penemuan ini menarik karena akan memungkinkan kita untuk lebih menguji pertumbuhan galaksi dan bintang berbentuk batang dari waktu ke waktu, termasuk seberapa besar mereka, berapa kecepatan rotasinya, dan bagaimana periode ketidakstabilannya," kata Ciambur.
Penelitian ini juga dapat memberikan penjelasan baru tentang tonjolan berbentuk kacang pada galaksi Bima Sakti kita, yang beberapa astronom juga menyangka bahwa di sana berisi bintang-bintang berbentuk batang.
Penelitian ini telah diterbitkan oleh Oxford University Press di Pemberitahuan Bulanan Royal Astronomical Society.