Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Wajib Lihat! Inilah Jadwal Peristiwa Langit Sepanjang April 2016

Maret telah meninggalkan kita, meninggalkan kenangan Gerhana Matahari Total yang tak terlupakan. Kini kita telah di bulan April 2016, bulan permulaan musim pengamatan galaksi Bima Sakti! Selain itu, juga masih ada beberapa peristiwa langit lainnya, berikut jadwal lengkapnya.
Bentangan galaksi Bima Sakti. Kredit: ESO
Info Astronomy - Maret telah meninggalkan kita, meninggalkan kenangan Gerhana Matahari Total yang tak terlupakan. Kini kita telah di bulan April 2016, bulan permulaan musim pengamatan galaksi Bima Sakti! Selain itu, juga masih ada beberapa peristiwa langit lainnya, berikut jadwal lengkapnya.

Sepanjang April: Galaksi Bima Sakti Membentang di Langit Malam

Ya, sepanjang bulan April ini diprediksi langit akan cerah karena mulai memasuki musim kemarau. Dengan begitu, Anda dapat melihat bentangan Galaksi Bima Sakti di langit malam.

Galaksi kita akan terlihat bagai pita debu samar berwarna putih di langit jika Anda mengamatinya dengan mata telanjang di langit yang gelap dan bebas polusi. Selama April, Bima Sakti akan membentang dari Timur Laut ke Barat Daya.

Untuk informasi lebih lengkap terkait pengamatan galaksi Bima Sakti, klik di sini.

4 April 2016: Komet 333P/LINEAR Mencapai Perihelion

Dalam astronomi, perihelion adalah istilah ketika benda langit berada berada di titik terdekat dengan Matahari. Komet 333P/LINEAR akan membuat pendekatan terdekat dengan Matahari pada jarak 1,11 SA (Satuan Astronomi, 1 SA = 150 juta km) pada 4 April 2016.

Sayangnya, dari Indonesia, komet ini tidak akan teramati. Komet 333P/LINEAR akan mencapai titik tertinggi di langit pada siang hari di Indonesia dan akan berkedudukan lebih tinggi dari 17° di atas horizon pada sore hari. Ditambah magnitudonya +12, pengamatannya cukup sukar dilakukan dengan mata telanjang.

5 April 2016: Planet Merkurius Mencapai Perihelion

Ya, Merkurius akan mencapai titik terdekatnya dengan Matahari. Kala revolusi Merkurius yang hanya 88 hari mampu membuat ia berada ke titik terdekatnya dengan Matahari pada jarak 0,31 SA. Tidak seperti kebanyakan planet lain di Tata Surya kita, yang memiliki orbit hampir persis melingkar mengelilingi Matahari, Merkurius memiliki orbit yang elips secara signifikan.

Jarak Merkurius dari Matahari bervariasi antara 0,307 SA di perihelion hingga 0,467 SA di aphelion (titik terjauh dari Matahari). Dengan variasi jarak ini, berarti permukaan Merkurius menerima lebih dari dua kali lebih banyak energi dari Matahari pada perihelion dibandingkan dengan pada saat ia di aphelion.

Sayangnya, kita belum bisa melihat Merkurius di langit karena saat ini berada sangat dekat dengan posisi Matahari. Merkurius baru akan mulai terlihat di langit dinihari pada akhir Mei 2016 mendatang.

7 April 2016: Fase Bulan Baru

Posisi Matahari-Bulan-Bumi akan sejajar pada 7 April 2016, dan karena kemiringan orbit Bulan 5 derajat terhadap Bumi, tidak akan terjadi gerhana Matahari. Bulan hanya akan menjadi hilang dalam silau Matahari selama beberapa hari. Inilah fase Bulan Baru.

Gerakan orbital Bulan membawanya mengelilingi Bumi sekali setiap empat pekan, inilah yang membuat Bulan berubah-ubah "bentuk" atau fase dari Bulan Baru, Bulan Sabit, Bulan Separuh Awal, Bulan Cembung, Bulan Purnama dan Bulan Separuh Akhir, dan hingga kembali ke fase Bulan Baru sekali setiap 29,5 hari.

Pada fase Bulan Baru, permukaan satu-satunya satelit alami yang dimiliki Bumi kita ini tidak akan teramati karena dari sisi kita di Bumi akan melihat hampir seluruh permukaannya tidak tersinari Matahari. Hanya sisi jauh Bulan lah yang mendapat sinar Matahari tersebut. Namun selama beberapa hari mendatang, Bulan akan terlihat di sore hari saat senja sebagai Bulan Sabit tipis.

Fase Bulan Baru ini juga menandakan bergantinya bulan pada kalender Hijriyah dari Jumadil Akhir ke Rajab 1437 H.

12 April 2016: Hujan Meteor Virginid

Virginid merupakan hujan meteor minor, atau hujan meteor yang memiliki intensitas kecil alias sedikit. Hujan meteor Virginid akan mencapai tingkat maksimum dari aktivitasnya pada tanggal 12 April 2016. Namun, beberapa "bintang jatuh" sudah terlihat setiap malam mulai 7 April hingga 18 April.

Tingkat maksimum hujan meteor ini jika Anda melihatnya dari lokasi yang sangat gelap adalah sekitar 5 meteor per jam (ZHR). Bulan akan berusia 5 hari pada saat aktivitas puncak Virginid sehingga cahayanya tidak akan terlalu menerangi langit dan meredupkan meteor-meteor yang muncul.

Titik radian dari hujan meteor Virginid adalah di sekitar asensio 13h20m, deklinasi -09°, di dekat bintang Spica di rasi bintang Virgo. Hujan meteor ini paling baik diamati mulai tengah malam hingga Matahari terbit. Anda tidak butuh teleskop untuk mengamatinya. Pastikan langit cerah dan bebas polusi, hujan meteor ini dapat disaksikan di seluruh Indonesia.

18 April 2016: Konjungsi Bulan dengan Planet Jupiter

Bulan dan Planet Jupiter akan terlihat bersebelahan di langit Bumi, mereka hanya akan terpisah sejauh 2°06' satu sama lain pada 18 April 2016.

Dari Indonesia, pasangan ini akan terlihat di langit malam. Mereka sudah bisa diamati mulai pukul 18:02 waktu setempat daerah Anda, saat ini mereka berkedudukan 41° di atas ufuk Timur Anda. Mereka kemudian akan mencapai titik tertinggi di langit pada pukul 21:06 waktu setempat, yakni 76° di atas horison Utara Anda. Keduanya akan terus terlihat hingga 02:34 waktu setempat, ketika mereka tenggelam ke ketinggian 8° di atas ufuk Barat Anda.

Pada saat konjungsi, Planet Jupiter akan terlihat bagai bintang kuning terang yang tak berkelap-kelip di dekat Bulan. Sementara itu, Bulan akan bersinar di magnitudo -12,4, dan Jupiter di magnitudo -2,4. Keduanya akan berada di konstelasi Leo. Sayangnya, pasangan ini akan terlalu luas terpisah untuk muat dalam satu bidang pandang teleskop, tapi Anda tetap bisa melihatnya dengan mata telanjang atau melalui binokuler.

22 April 2016: Bulan Purnama

Bulan akan mencapai fase Purnama pada 22 April, hal ini membuat Bulan akan terlihat sepanjang malam mulai dari Matahari terbenam hingga Matahari terbit keesokan harinya. Bulan Purnama secara tradisional juga diberi nama sesuai dengan musim di mana ia muncul, dan Bulan Purnama April ini akan menjadi Bulan Purnama kedua di musim semi 2016, sehingga disebut Milk Moon.

Pada saat saat Bulan mencapai fase Full Moon, ia akan terletak pada deklinasi -09°03' di konstelasi Virgo. Anda tak akan kesulitan menemukan Bulan Purnama karena cahayanya yang begitu terang. Pada saat fase Bulan Purnama 22 April, jaraknya dari Bumi akan mencapai 406.000 km.

23 April 2016: Hujan Meteor Lyrid

Hujan meteor Lyrid akan mencapai puncak maksimumnya pada tanggal 23 April 2016. Beberapa meteor sudah terlihat pada 19 April hingga 25 April setiap malamnya. Di langit yang gelap dan cerah, Anda dapat melihat maksimal 10 meteor per jam (ZHR).

Sayangnya, usia Bulan saat puncak hujan meteor Lyrid berlangsung adalah 16 hari. Cahaya Bulan yang sangat terang akan cukup membatasi pengamatan, intensitas meteor yang muncul dapat sangat berkurang secara signifikan. Apa lagi bagi Anda yang mengamatinya di daerah perkotaan, mungkin hanya akan melihat 1-2 meteor per jam.

Titik radian hujan meteor Lyrid adalah pada deklinasi +32°, tepatnya di sekitar rasi bintang Lyra. Waktu terbaik untuk mengamatinya adalah mulai tengah malam hingga dinihari. Hujan meteor ini dapat disaksikan di seluruh Indonesia.

26 April 2016: Konjungsi Bulan dengan Planet Saturnus

Bulan dan Planet Saturnus akan terlihat beredekatan di langit pada 26 April 2016, mereka hanya akan terpisah 3°18' satu sama lain kala itu.

Dari Indonesia, keduanya sudah bisa diamati mulai pukul 20:53 waktu setempat daerah Anda, yakni ketika mereka terbit 7° di atas ufuk Timur. Mereka kemudian akan mencapai titik tertinggi di langit pada 02:33 waktu setempat, yaitu pada ketinggian 75° di atas horison Selatan. Mereka akan hilang dalam cahaya fajar mulai pukul 05:37 waktu setempat.

Pada saat konjungsi, dalam pandangan mata telanjang Anda akan melihat Saturnus bagai bintang kuning keemasan terang di dekat Bulan. Untuk kecerahan, Bulan akan bersinar dengan magnitudo -12,4, dan Saturnus di magnitudo 0,9. Keduanya akan berada di konstelasi Ophiuchus bersama-sama dengan Planet Mars.

Nah, itulah jadwal peristiwa langit sepanjang April 2016. Mana yang paling Anda tunggu? Jangan lupa untuk bookmark sebagai kalender astronomi Anda dan bagikan ke teman-teman Anda agar dapat menyaksikannya bersama-sama.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.