Saran pencarian

Tiga Pekan Lagi Menjelang Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 Indonesia!

Tiga pekan menjelang Gerhana Matahari Total (GMT) 9 Maret 2016, masih banyak masyarakat di jalur totalitas maupun masyarakat yang wilayahnya hanya mendapat gerhana parsial yang tak tahu bakal ada fenomena alam langka itu. Jangankan gegap gempita, justru masih ada masyarakat yang khawatir buta. Mitos lama yang terpelihara.
Gerhana Matahari Total 22 Juli 2009 di Tiongkok. Kredit: Howard L Cohen
Info Astronomy - Tiga pekan menjelang Gerhana Matahari Total (GMT) 9 Maret 2016, masih banyak masyarakat di jalur totalitas maupun masyarakat yang wilayahnya hanya mendapat gerhana parsial yang tak tahu bakal ada fenomena alam langka itu. Jangankan gegap gempita, justru masih ada masyarakat yang khawatir buta. Mitos lama yang terpelihara.

Ya, tiga pekan lagi, Anda tidak salah membaca. Tepat 9 Maret 2016, ketika fajar menyingsing, Bulan telah bersiap "menggigit". Indonesia menjadi satu-satunya negara yang dilalui jalur gerhana total tiga pekan mendatang.

Baca juga: Persentase Gerhana Matahari 9 Maret 2016 dari 34 Provinsi di Indonesia

12 provinsi akan dilalui jalur GMT yaitu Bengkulu bagian utara, selatan Jambi, Sumatera Selatan, Bangka, Belitung, selatan Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan bagian utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara. Jalur GMT terentang sepanjang 1.200-1.300 kilometer yang bermula di Samudra Hindia dan berakhir di Samudra Pasifik di utara Kepulauan Hawaii, Amerika Serikat. Lebar jalur gerhana ini 155-160 kilometer.

GMT akan terjadi di pagi hari. Di wilayah Indonesia barat, gerhana dimulai sekitar pukul 06:20 WIB atau sesaat setelah Matahari terbit. Fase total gerhana, yaitu tertutupnya seluruh piringan Matahari oleh piringan Bulan hingga hanya menyisakan cahaya korona Matahari, terjadi mulai pukul 07:20 WIB dan hanya berlangsung 1,5 hingga 2 menit. Cahaya korona itu akan tampak sebagai mahkota cahaya yang indah.

Di wilayah Indonesia tengah, gerhana dimulai sekitar 07:25 WITA dan puncak gerhana terjadi sekitar sejam kemudian dengan lama gerhana 2 hingga 2,5 menit. Sementara di Indonesia timur, gerhana dimulai sekitar 08:35 WIT dan fase total gerhana pada pukul 09:50 WIT dengan lama durasi 2,5 hingga 3 menit.

Harus diingat, waktu pasti terjadinya gerhana di setiap daerah, termasuk yang berada dalam satu wilayah waktu, bisa berbeda. Lama fase total gerhana pun berbeda, makin ke timur wilayah Indonesia akan semakin lama. Fase total terlama pada gerhana kali ini sepanjang 4 menit 9 detik. Namun, gerhana terlama itu hanya bisa disaksikan di satu titik di Samudra Pasifik (di utara jauh Papua Niugini).

Download: Ebook Panduan dan Informasi GMT 9 Maret 2016

Di luar wilayah yang dilintasi jalur GMT hanya akan mengalami Gerhana Matahari Sebagian (GMS). Sebagian besar wilayah Indonesia hanya akan bisa menyaksikan model gerhana ini seperti bagian utara Sumatera, Jawa, Bali-Nusa Tenggara, dan Papua.

Pada GMS, Matahari akan terlibat seperti sabit cahaya. Makin dekat jalur lintasan GMT, bagian piringan Matahari yang tertutup piringan Matahari makin besar dan sabit Matahari yang terlihat makin tipis. Di wilayah Indonesia, besar piringan Matahari yang tertutup piringan Bulan paling sedikit sekitar 60 persen.

Cara Aman Menatap Gerhana

Siapa bilang melihat gerhana Matahari bisa membuat buta? Tapi memang benar, sih, melihat Matahari saat gerhana ataupun tidak saat gerhana sangat berbahaya. Silaunya cahaya Matahari dapat merebus retina mata, dan lambat laun menyebabkan katarak hingga kebutaan. Tapi hal ini bisa diakali!

Cara aman melihat gerhana matahari ialah dengan melakukan proyeksi lubang jarum atau proyeksi menggunakan teleskop yang diarahkan ke Matahari dan akan memunculkan gambar Matahari ke selembar kertas. Sangat penting untuk diingat, jangan melihat matahari secara langsung dengan teleskop, cukup gunakan teleskopnya hanya sebagai proyektor.

Baca juga: Tutorial Membuat Proyeksi Lubang Jarum

Cara aman lainnya yaitu dengan menggunakan kacamata khusus untuk melihat gerhana Matahari, karena kacamata hitam biasa saja tidak cukup aman. Kacamata khusus ini memiliki filter yang aman untuk dipakai. Selain itu filter yang aman untuk melihat gerhana Matahari juga tersedia untuk teleskop ataupun teropong, jadi bisa digunakan untuk menikmati gerhana Matahari.

Pastikan Anda memakai kacamata Matahari yang dilapisi filter Neutral Density 5, sebab filter ini mampu meredam intensitas silau Matahari mencapai 100.000 kali. Dengan begitu, melihat langsung ke arah Matahari saat terjadi gerhana dengan kacamata Matahari menjadi 100.000 kali lebih aman daripada melihatnya dengan mata telanjang.

Kacamata Matahari. Kredit: JejakLangit.com
Anda bisa membeli kacamata gerhana Matahari untuk pengamatan gerhana di sini: JejakLangit.com/kacamata

Lalu, bagaimana dengan metode melihat gerhana lewat air di ember atau baskom? Sayangnya, metode ini tidak aman alias berbahaya. Melihat gerhana Matahari lewat air di baskom sama saja seperti melihat Matahari secara langsung, air tidak meredam cahaya Matahari yang dilihat mata sehingga akan tetap silau.

Ketika terjadi gerhana Matahari total, pada saat seluruh permukaan Matahari tertutupi Bulan, kita dapat melihat secara langsung ke arah Matahari tapi hanya untuk beberapa saat saja, dalam kisaran beberapa detik sampai beberapa menit saja. Setelahnya, kita harus mulai siap-siap ketika Bulan sudah kelihatan bergerak pergi dan sedikit permukaan Matahari mulai muncul lagi, segera melakukan lagi cara melihat yang aman.

Jangan Bersembunyi di Dalam Rumah

Gerhana Matahari merupakan peristiwa alam biasa yang tidak berbahaya bagi manusia. Saat GMT dan GMS 9 Maret 2016 terjadi, pastikan Anda sudah menyiapkan proyeksi lubang jarum atau kacamata Matahari untuk pengamatan, jangan bersembunyi di rumah sementara ribuan turis asing sedang asyik mengamati sambil meneliti fenomena ini.

Bagi Anda yang daerahnya dilintasi jalur GMT, saat puncak gerhana nantinya langit akan gelap gulita layaknya malam hari, momen ini jangan sampai terlewatkan karena Anda bisa melihat bintang-bintang di siang hari ketika fase total tersebut.

Jangan sampai memori kelam GMT 11 Juni 1983 terulang lagi, saat banyak peneliti dan wisatawan asing ke Indonesia, masyarakat justru terkurung dalam rumah dan kolong meja yang gelap kala itu. Padahal GMT ini bisa menjadi ajang pembelajaran dan pengenalan sains kepada masyarakat luas.

Sebagian besar orang yang tinggal di Pulau Jawa pada masa itu tentu mengalaminya. Sejak pagi, aparat keamanan dan pemerintah desa berkeliling mengingatkan warga agar menutup semua jendela, lubang angin dan genteng kaca untuk menghalangi sinar Matahari masuk rumah. Dengan alasan cahaya gerhana Matahari bisa menyebabkan buta, pemerintah memaksa rakyatnya untuk diam dalam rumah.

Suasana rumah yang gelap di pagi hari itu ternyata belum cukup. Anak-anak diminta bersembunyi di kolong meja atau dalam lemari karena dianggap cahaya gerhana Matahari berbahaya bagi mereka dibandingkan bagi orang dewasa. Sesekali, mereka diizinkan melihat tayangan suasana gerhana Matahari yang disiarkan TVRI langsung dari Borobudur, Jawa Tengah.

Untuk GMT maupun GMS 9 Maret 2016, mari kita sambut dengan sukacita!
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.