Mars. Kredit: Corbis |
"Setelah berhasil mengirim India Mars Orbiter, langkah berikutnya adalah mengirimkan wahana antariksa pendarat. Namun, mendaratkan wahana antariksa di Mars tidak mudah, tapi akan menarik untuk melakukan," kata Jean-Yves Le Gall, presiden National Centre for Space Studies (CNES) di Lembaga Antariksa Prancis.
Ketika Le Gall mengatakan bahwa pengiriman wahana antariksa pendarat ke Mars "tidak mudah", dia tidak bercanda. Dalam sejarah eksplorasi luars angkasa, hanya ada tiga lembaga antariksa yang telah berhasil mendaratka wahana antariksa di planet tetangga kita ini, yakni Rusia (Roscosmos), Amerika Serikat (NASA), dan Eropa (European Space Agency/ESA).
Dan dari tiga lembaga antariksa tadi, hanya NASA satu-satunya lembaga antariksa yang memiliki wahana antariksa pendarat yang berfungsi selama lebih dari 15 detik setelah mendarat di Mars. Bahkan, pendarat terbaru NASA, yakni robot penjelajah Curiosity, baru saja merayakan 12 tahun eksplorasi di permukaan Mars.
Mengirimkan wahana antariksa pendarat ke Mars memanglah tidak semudah mengirimkan satelit ke orbit Bumi. Tapi dengan mitra seperti CNES dari Prancis, India mungkin akan mencatatkan sejarah sebagai negara Asia pertama yang berhasil mendaratkan wahana antariksa di Planet Mars.
Didirikan pada tahun 1961, CNES telah membantu merancang dan membangun teknologi untuk misi terobosan seperti wahana antariksa Rosetta milik ESA yang berhasil mengorbit komet 67P/Churyumov-Gerasimenko, serta misi Cassini-Huygens yang berhasil mengorbit Saturnus dan mendarat di satelit alami terbesarnya, Titan.