Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Melihat Bumi dari Luar Angkasa Bisa Mengubah Jalan Pikiranmu

Para astronot yang telah melihat Bumi dari luar angkasa mengatakan, mereka mengalami seperti pergeseran kognitif dalam kesadaran. Filsuf luar angkasa, Frank White, menyebutnya "overview effect". Hal ini merupakan perasaan kagum dan interkoneksi yang mendalam, serta rasa memiliki tanggung jawab baru untuk merawat lingkungan di Bumi.
Astronot Kowalsky melihat Bumi dari luar angkasa pada film 'Gravity'. Kredit: Warner Bros Picture
Info Astronomy - Para astronot yang telah melihat Bumi dari luar angkasa mengatakan, mereka mengalami seperti pergeseran kognitif dalam kesadaran. Filsuf luar angkasa, Frank White, menyebutnya "overview effect". Hal ini merupakan perasaan kagum dan interkoneksi yang mendalam, serta rasa memiliki tanggung jawab baru untuk merawat lingkungan di Bumi.

Sangat penting untuk mengeksplorasi dan memahami manfaat kesehatan mental dari penerbangan ke luar angkasa, tidak hanya untuk memperluas pengetahuan kita tentang bagaimana meningkatkan misi luar angkasa dalam aspek psikologis, tetapi juga untuk melihat apakah kita dapat menggunakan hal positif dari pengalaman ini saat kembali ke Bumi.

Mengubah Jalan Pikiran
Seluruh astronot yang telah melihat Bumi dari luar angkasa mengaku bahwa pengalaman itu sangat menakjubkan dan membantu mereka membentuk ikatan emosional yang lebih signifikan, langgeng dan positif dengan planet asal mereka.

Tampaknya jarak yang jauh dari planet asal kita bisa membuat hati semakin dekat. Berpisah dari Bumi membuat para astronot ini menjadi lebih menghargai keindahan hidup di Bumi dan ingin menciptakan suasana yang lebih baik untuk planet ini.

Ada sebuah penelitian yang mengatakan bahwa ketika terpisah dengan Bumi, seseorang dapat merasakan kecemasan. Namun, keadaan cemas seperti itu juga memerkuat keterikatan dan ketergantungan para astronot kepada Bumi. Dari luar angkasa, para astronot sering memandang Bumi bola biru raksasa berkehidupan dan sebagai "oasis yang rapuh". Bumi menjaga kehidupan dalam keadaan hening di alam semesta.

Para astronot mengorbit Bumi 16 kali setiap 24 jam di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), membuat mereka menjadi lebih akrab dengan topografi dan lanskap planet ini. Beberapa astronot mengaku mereka melihat keindahan struktur buatan manusia seperti jembatan, jalan, pelabuhan, dan kota-kota di malam hari. Tapi keindahan sebenarnya terlihat selama siang hari.

Begitu para astronot di ISS yang mengamati Bumi dari orbit rendah, mereka merenungkan bagaimana rapuhnya dan sendiriannya Bumi tampak di luar angkasa. Mereka juga terkejut oleh pemandangan dari dampak negatif umat manusia di planet ini, seperti penggundulan hutan dan polusi.

Salah satu astronot, Ronald Garan, berbicara tentang "kontradiksi antara keindahan Bumi dengan dampak negatif umat manusia di permukaannya". Kontradiksi ini tampaknya telah menyebabkan keadaan kemarahan oleh beberapa astronot yang psikolog sebut sebagai "disonansi kognitif", sebuah perasaan stres atau ketidaknyamanan yang dialami ketika melihat planet ini tidak "diurus" dengan selayaknya.

Apakah seluruh manusia di Bumi harus melihat Bumi dari luar angkasa dahulu agar hatinya tergerak untuk menjaga planet ini? Entahlah. Tapi yang jelas, there is no emergency backup planet.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.