Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Apa Istimewanya Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016?

Peristiwa langka dan paling mengesankan bakal terjadi pada 9 Maret 2016: Gerhana Matahari Total! Ini adalah kali pertama Gerhana Matahari Total lintasi Indonesia di era modern. Terakhir kali, Gerhana Matahari Total lintasi Indonesia pada tahun 1983. Apa istimewanya Gerhana 2016 ini?
Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016
Info Astronomy - Peristiwa langka dan paling mengesankan bakal terjadi pada 9 Maret 2016: Gerhana Matahari Total! Ini adalah kali pertama Gerhana Matahari Total lintasi Indonesia di era modern. Terakhir kali, Gerhana Matahari Total lintasi Indonesia pada tahun 1983. Apa istimewanya Gerhana 2016 ini?

Yang jelas, Indonesia adalah tuan rumahnya! Jalur lintasan Gerhana Matahari Total amat sangat panjang. Jalur totalitas Gerhana 2016 ini membentang dari Samudra India hingga utara Kepulauan Hawaii, Amerika Serikat. Jalur gerhana ini selebar 155-160 kilometer dan terentang sejauh 1.200-1.300 kilometer. Uniknya, hanya wilayah Indonesia yang dilintasi jalur total, tepatnya ada 12 provinsi di Indonesia.

Provinsi-provinsi itu adalah Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, dan Bangka Belitung. Selain itu, semua provinsi di Kalimantan (kecuali Kalimantan Utara), Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara juga dilintasi. Namun, tidak semua daerah di provinsi itu dilintasi jalur totalitas gerhana.

Semetara itu, untuk daerah-daerah yang dilintasi dari 12 provinsi di atas adalah, Palembang (dengan durasi gerhana 1 menit 52 detik), Belitung (2 menit 10 detik), Balikpapan (1 menit 9 detik), Luwuk (2 menit 50 detik), Sampit (2 menit 8 detik), Palu (2 menit 4 detik), Ternate (2 menit 39 detik), Bangka (2 menit 8 detik), Palangkaraya (2 menit 29 detik), Poso (2 menit 40 detik), serta Halmahera (1 menit 36 detik).

Totalitas Gerhana Matahari di wilayah Asia Tenggara. Dokumen: Info Astronomy
Sementara itu, daerah lain yang tidak mendapat Gerhana Matahari Total, tetap bisa menyaksikan Gerhana Matahari Sebagian. Gerhana sebagian ini terlihat di Padang (95,43 persen), Bandung (88,76 persen), Denpasar (76,53 persen), Kupang (65,49 persen), Surabaya (83,08 persen), Banjarmasin (98 persen), Manado (96,66 persen), Jakarta (88,76 persen), Pontianak (92,96 persen), Makassar (88,54 persen), serta Ambon (86,90 persen), termasuk daerah sekitarnya yang berdekatan.

Apa Bedanya dengan Gerhana 1983?

Jelas berbeda. Mulai dari beda generasi pengamat, jalur lintasan gerhana total pun berbeda. Walau begitu, Gerhana 1983 juga cukup istimewa, peristiwa Gerhana Matahari Total yang terjadi pada 11 Juni 1983 termasuk istimewa karena termasuk gerhana terlama, yakni lebih dari 5 menit. Berbeda dengan Gerhana 2016 yang paling lama 3 menit.

Pada Gerhana 1983, jalur lintasan Gerhana Matahari Total melalui Pulau Jawa, Sulawesi, Kepulauan Aru hingga Papua bagian Selatan. Sayangnya, ada yang mengganjal pada Gerhana 1983, yakni pelarangan masyarakat oleh pemerintah untuk melihat gerhana.

Jalur Gerhana Matahari Total 11 Juni 1983. Kredit: NASA
Tahun 1983 adalah era informasi satu arah. Pemerintah melalui Deppen dengan gencar mensosialisasikan bagaimana cara menghadapi Gerhana Matahari Total. Masyarakat diimbau untuk tidak melihat Gerhana Matahari secara langsung karena dapat mengakibatkan kebutaan. 

Bumbu mitos Batara Kala yang makan Matahari pun ikut diembuskan untuk menambah kesan betapa seramnya peristiwa Gerhana Matahari Total ini. Suara dari para ahli astronomi untuk berpikir logis dan realistis dalam menyikapi peristiwa ini kala itu tentu saja kalah gaungnya dari suara pemerintah. Para ahli dan turis dari mancanegara berbondong-bondong datang ke Indonesia untuk menjadi saksi peristiwa ini, tapi rakyat sendiri malah disuruh ngumpet di rumah.

Jangan Sampai "Hari Pembodohan Nasional" Terulang

Menatap Matahari dengan mata telanjang jelas berbahaya. Selain memancarkan cahaya terang benderang, Matahari juga melepaskan energi berupa panas. Bila seseorang menatap Matahari secara langsung dalam waktu yang cukup lama, maka energi panas Matahari akan terkonsentrasi pada bagian tengah retina.

Celakanya, bagian ini tidak memiliki reseptor rasa sakit. Kita tidak akan merasa apa-apa sampai jaringan retina mata secara harafiah “dimasak” oleh energi Matahari. Akibatnya jelas, mata akan mengalami kerusakan permanen.

Untuk bisa menatap Matahari secara langsung, kita harus menyingkirkan setidaknya 99,9968% dari energi yang diterima dari Matahari. Angka ini (terutama pada dua digit terakhir itu) jelas bukan angka mistis yang turun dari langit. Besaran itu didapat dari hasil pengukuran yang akurat terhadap energi yang dipancarkan Matahari berbanding yang mampu diterima oleh organ retina mata tanpa merusaknya.

Ini bisa diperoleh lewat filter khusus untuk pengamatan Matahari, yang hanya menyalurkan setidaknya 0,0032% cahaya. Cara-cara semacam melihat melalui film, pita magnetik, CD, gelas buram, melihat dalam air di baskok dan sebagainya itu sebenarnya masih belum cukup aman untuk melindungi retina dari kerusakan. Cahaya Matahari sama sekali tidak diredam dengan hal-hal tersebut.

Tapi itu bukan berarti kita harus mengurung diri dalam rumah saat terjadi gerhana. Berada diluar rumah pada saat Gerhana Matahari sama amannya dengan berada di luar rumah pada hari-hari biasa, sepanjang kita tidak menatap langsung ke arah Matahari. Namun pada saat Matahari berada dalam fase gerhana total, adalah aman untuk menatap Matahari secara langsung (ingat, hanya pada saat fase total!).

Saat fase gerhana total terjadi, langit akan terasa gelap bagaikan malam hari. Hewan-hewan siang juga bersiap untuk tidur, ayam pun berkokok, dan suara jangkrik mulai bersahut-sahutan. Bintang-bintang juga akan terlihat saat fase gerhana total.

Penjelasan ilmiahnya, karena walaupun ukuran (diameter) Bulan 400 kali lebih kecil dari Matahari, letaknya juga 400 kali lebih dekat. Dengan demikian, saat fase total, ketika Bulan tepat berada segaris dengan Matahari, ukuran Bulan akan tepat sama besar dengan ukuran piringan Matahari, dan secara efektif akan menghalangi bagian Matahari yang paling terang dari pengelihatan.

Saat itu kita bisa sejenak meninggalkan peralatan filter untuk menatap pemandangan langka itu: Matahari dengan gemerlap koronanya yang bependar ditengah gelapnya langit siang hari.

Bagi yang sempat menyaksikan fase total gerhana 1983 dengan mata kepala sendiri, kami ucapkan selamat. Bagi yang saat itu memilih mengurung diri di dalam rumah, jangan khawatir karena pulau Jawa masih akan dilewati Gerhana Matahari Total lagi pada Senin, 12 Januari 2252 nanti.

Informasi Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 dapat Anda baca pada ebook khusus Info Astronomy, download di sini.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.