Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Teleskop Antariksa Hubble Temukan "Bintang Mati" di Pusat Bima Sakti

Mayoritas bintang-bintang pertama di galaksi kita telah lama mati, meninggalkan abu bintang yang membara yang dikenal sebagai bintang katai putih. Inilah "bintang mati", yang diibaratkan menjadi fosil sejarah galaksi kita di awal-awal pembentukannya.
"Bintang mati" di pusat Bima Sakti. Kredit: NASA/ESA/Akira Fujii/HST ACS/WFC
Info Astronomy - Miliaran tahun yang lalu, galaksi Bima Sakti muda mulai terbentuk. Ada sebuah bintang muda, panas, dan mirip Matahari di pusat galaksi kita, yang merupakan beberapa bintang pertama, bagai ayah dari para bintang-bintang lain saat ini.

Mayoritas bintang-bintang pertama di galaksi kita telah lama mati, meninggalkan abu bintang yang membara yang dikenal sebagai bintang katai putih. Inilah "bintang mati", yang diibaratkan menjadi fosil sejarah galaksi kita di awal-awal pembentukannya.

Namun, menemukan "bintang mati" menjadi tugas yang menyulitkan. Pusat galaksi Bima Sakti dipenuhi oleh bintang-bintang terang yang secara otomatis menyembunyikan bintang-bintang redup seperti "bintang mati" ini. Para astronom menggunakan foto yang diambil oleh Hubble untuk melaksanakan penggalian arkeologi kosmik, mencari bukti "fosil" baru di galaksi Bima Sakti.

Dengan penelitian yang intens, para astronom akhirnya mampu menemukan populasi bintang katai putih yang tersembunyi di pusat galaksi Bima Sakti yang ramai.

Pengamatan terbaru ini merupakan bagian dari studi yang paling rinci dan terdalam dari tonjolan (bulge) di pusat Bima Sakti yang pernah dilakukan. Menemukan sisa-sisa bintang ini akan membantu para astronom lebih memahami pembentukan galaksi. Peninggalan kuno ini meninggalkan sejumlah besar informasi tentang populasi bintang yang terbentuk lebih dari 12 miliar tahun yang lalu, dan akhirnya mati sehingga membentuk bintang katai putih yang kita lihat sekarang.

"Hal ini penting untuk mengamati tonjolan pada pusat galaksi Bima Sakti karena merupakan satu-satunya tonjolan yang kita bisa mempelajari secara rinci," kata penulis Annalisa Calamida dalam siaran pers. "Anda bisa melihat tonjolan di galaksi jauh, tetapi Anda tidak dapat mempelajarinya secara rinci. Tonjolan Bima Sakti meliputi hampir seperempat dari massa bintang di galaksi kita. Mencari tahu sifat-sifat dari bintang-bintang yang terdapat pada tonjolan dapat memberikan informasi penting untuk memahami pembentukan seluruh galaksi Bima Sakti."

Untuk mencari cahaya lemah sisa-sisa bintang ini, tim astronom menganalisis warna bintang-bintang dan membandingkan data dengan model teoritis. Meskipun bintang katai putih muncul dengan cahaya lebih biru daripada bintang-bintang lain yang masih muda, menemukannya masih cukup sulit.

Ada puluhan ribu bintang dalam tonjolan di pusat Bima Sakti, dan tim astronom ini telah berhasil mendeteksi 70 katai putih untuk diteliti. Sekadar informasi, katai putih memiliki ukuran yang mirip ukuran Bumi, namun 200.000 kali lebih padat. Jika ada satu sendok teh penuh material katai putih, maka bobotnya bisa sekitar 15 ton.

Wilayah yang disurvei para astronom ini terletak 26.000 tahun cahaya dari Bumi dan merupakan bagian dari bidang Sagittarius Window Eclipsing Extrasolar Planet Search (SWEEPS). Pengamatan dilakukan pada tahun 2004 dan kemudian dilakukan lagi pada 2011-2013 oleh Hubble. Tim astronom yang meneliti ini berharap bisa meningkatkan jumlah sampel mereka agar lebih bisa memperkirakan usia tonjolan galaksi dengan lebih presisi.

Temuan ini telah diterbitkan dalam Astrophysical Journal.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.