Saran pencarian

Editorial: Inilah Mengapa Kita Harus ke Planet Merah

Planet Mars, planet tetangga Bumi ini memang belakangan sedang hangat diperbincangkan. Mulai dari penemuan air mengalir di permukaannya, penelitian atmosfernya yang telah menghilang, serta rencana ambisius NASA untuk mendaratkan manusia ke sana. Haruskah kita ke Planet Merah?
Planet Mars. Kredit: Getty Images
Info Astronomy - Planet Mars, planet tetangga Bumi ini memang belakangan sedang hangat diperbincangkan. Mulai dari penemuan air mengalir di permukaannya, penelitian atmosfernya yang telah menghilang, serta rencana ambisius NASA untuk mendaratkan manusia ke sana. Haruskah kita ke Planet Merah?

Podcast dari Naked Scientists terbaru sempat memerbincangkan berbagai rencana untuk misi meluncurkan dan mendaratkan manusia ke Mars. Pada podcast tersebut, ada sebuah perbincangan yang menanyakan apakah ini adalah suatu misi yang perlu kita lakukan atau tidak.

Perbincangan pada podcast mengumpulkan argumen dari berbagai ahli dan otoritas untuk debat masalah ini, dan akhirnya mendapat poin yang menarik, dua alasan utama mengapa kita harus ke Planet Mars adalah penelitian ilmiah dan kolonisasi planet lain.

Penelitian Ilmiah
Argumen pertama dalam debat pada podcast di atas adalah untuk yang mendukung pengiriman manusia ke Mars untuk melakukan penelitian ilmiah secara langsung. Wahana antariksa pengorbit seperti MAVEN atau robot penjelajah seperti Curiosity memang melakukan pekerjaan yang luar biasa di Mars, namun mereka memiliki batasan untuk meneliti.

Semahal-mahalnya anggaran untuk merakit, meluncurkan lalu mendaratkan wahana antariksa ke Mars pasti selalu terhambat sesuatu, memiliki batasan-batasan. Seperti misalnya, para ilmuwan misi tidak bisa melakukan perintah real-time kepada sebuah wahana antariksa di Mars, karena jarak Bumi-Mars yang relatif jauh.

Sebuah wahana antariksa di Mars memang menggunakan gelombang radio pada kecepatan cahaya untuk berkomunikasi dengan kontrol misi di Bumi, tapi luar angkasa begitu luas sehingga sinyal komunikasi dari wahana antariksa ke kontrol misi butuh waktu beberapa detik untuk tiba di Bulan dan butuh beberapa menit atau bahkan beberapa jam untuk komunikasi satu arah dari Bumi-Mars dan sebaliknya.

Gerakan dan kegiatan dari wahana antariksa atau robot penjelajah yang berada di Mars harus direncanakan terlebih dahulu dan disusun menjadi daftar instruksi yang akan dikirim sinyalnya. Setelah dikirim, para ilmuwan misi kemudian menunggu sinyal balasan dari wahana antariksa tersebut yang menandakan instruksi telah dilakukan.

Ini sangat lambat dan membuat frustasi, dan jika sesuatu yang tidak terduga terjadi (misalnya kontrol misi di Bumi melihat formasi batuan yang menarik di sudut pandangan kamera), mereka tidak bisa langsung mengubah arah kamera untuk melihat lebih jelas. Para ilmuwan di kontrol misi di Bumi harus membuat semua rencana, membuat profil misi baru, dan memulai proses pengiriman sinyal.

Jika manusia yang mendarat di Mars, sebaliknya, penelitian akan lebih cepat dilakukan, manusia mampu memutuskan apakah ada benar-benar sesuatu yang pantas diselidiki, kemudian berjalan dan mengambil sampelnya secara cepat dan melaporkannya ke Bumi.

Namun sayangnya, mendaratkan manusia di Mars jauh lebih sulit dan mahal. Wahana antariksa atau robot yang terbuat dari logam dan plastik dapat dimatikan sementara dalam perjalanan ke Mars untuk menghemat baterai, sedangkan manusia yang lembut dan rentan dan perlu makan, pemanas, perisai radiasi tebal dan cukup ruang untuk berkeliaran di pesawat luar angkasa yang membawanya ke Mars. Sekadar info, perjalan ke Mars setidaknya menghabiskan waktu satu tahun.

Dan tentu saja, awak pertama ke Mars nanti membutuhkan cukup bahan bakar dan pasokan tambahan untuk melakukan perjalanan kembali dari Mars ke Bumi, tidak seperti robot, kita harus membawa awak manusia pertama di Mars untuk pulang setelah mereka menyelesaikan misi mereka.

Kolonisasi Mars
Argumen untuk penelitian ilmiah dianggap terlalu sempit pemikirannya. Para penyanggah argumen tersebut menyatakan bahwa ilmu pengetahuan bukan satu-satunya alasan untuk mengirimkan manusia penjelajah dalam misi ke Mars. Jadi, topik utama lainnya dalam perdebatan adalah pembenaran kolonisasi Mars.

Idenya adalah bahwa kita perlu untuk membangun koloni di planet lain sebagai bagian dari melestarikan spesies kita sendiri. Kehidupan manusia terlalu berharga untuk hanya berada di satu planet. Hal ini cukup berbahaya, seperti menyimpan semua telur dalam satu keranjang.

Kolonisasi Mars merujuk pada konsep permukiman permanen manusia di Planet Mars. Gagasan yang awalnya merupakan gagasan dalam fiksi ilmiah ini kini telah diteliti secara serius. Bahkan NASA sendiri sudah merencanakan ini secara matang-matang.

Namun, berdasarkan bukti yang dikumpulkan oleh satelit serta wahana pendarat dan penjelajah seperti Curiosity, Mars tidak dapat dihuni oleh manusia atau kehidupan lain di Bumi secara umum. Antarktika memiliki suhu yang dapat dibandingkan dengan Mars, walaupun Mars lebih dingin.

Tidak hanya itu, keadaan lingkungan Mars tidak sama dengan Bumi dan mematikan bagi semua kehidupan (kecuali mikroorganisme ekstremofil yang dapat bertahan dalam keadaan yang menyimulasikan keadaan Mars), terutama tekanan udara yang rendah, atmosfer yang terdiri dari 95% karbon dioksida, kurangnya oksigen, gravitasi yang lebih rendah, dan ketiadaan air dalam bentuk cair (walaupun es air telah ditemukan di Mars). Walau begitu, beberapa orang menganggap Mars dapat dihuni, namun hal ini akan membutuhkan sistem penopang kehidupan yang kompleks. Manusia harus hidup dalam lingkungan buatan.

Jadi Kenapa Kita Harus ke Planet Mars?
Jangan salah, misi ke Mars bukanlah sebuah piknik ilmuwan. Anda tidak bisa berjalan di permukaan Mars tanpa baju bertekanan, dan Anda juga tidak dapat berada di dalam ruangan di Mars yang tidak bertekanan dan tidak memiliki oksigen. Meskipun NASA telah menemukan keberadaan air di Mars, Anda tidak bisa meminumnya karena itu adalah air asin dan beracun.

Anda juga tidak bisa menanam tumbuhan sebagai makanan karena tidak ada tanah di Mars, hanya regolith steril. Tapi Mars merupakan pilihan terbaik, dua planet terdekat Bumi lainnya seperti Merkurius tidak memiliki atmosfer sama sekali dan benar-benar terpanggang dan disinari oleh Matahari, sementara Venus memiliki permukaan bertekanan atmosfer tinggi, cuaca di Venus juga cukup panas untuk melelehkan timah dan disana bahkan turun hujan asam sulfat.

Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus tidak memiliki permukaan. Mereka semua hanyalah planet gas, Anda tidak bisa menginjakan kaki di sebuah planet gas. Dan Pluto, begitu jauh, tidak ada cara yang praktis untuk sampai ke sana. Jadi jika ada hal buruk yang membuat kita benar-benar harus meninggalkan Bumi, kita hanya punya satu pilihan: Mars.

Kita harus mengembangkan ilmu pengetahuan kita, namun juga harus menjaga spesies manusia agar tidak punah sewaktu-waktu Bumi ditumbuk asteroid dan semacamnya. Karena jika tidak, peradaban kita akan mati. Ini hanya soal waktu.

Ditulis oleh Riza Miftah Muharram, editor Info Astronomy.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.