Saran pencarian

Badai Aurora Borealis Menghiasi Langit Sekitaran Kutub Utara

Pada malam 7-8 Oktober 2015, selain hujan meteor Draconid, di wilayah sekitaran Kutub Utara juga berkesempatan melihat badai aurora. Badai aurora ini disebabkan oleh tingginya intensitas angin Matahari (solar wind) belakangan ini.
Aurora di Alabama, AS. Kredit: NASA
Info Astronomy - Badai aurora yang cukup besar menghiasi langit wilayah-wilayah yang berada di sekitar kutub Utara. Aurora ini disebut Aurora Borealis atau Cahaya Utara.

Aurora adalah cahaya yang memendar di langit yang sering nampak pada belahan Bumi Utara dan Selatan. Pendaran caya Aurora semakin terasa pada daerah yang mendekati kutub dan berasal dari sabuk radiasi Van Allen. Sabuk radiasi Van Allen merupakan daerah yang memiliki partikel energi terbesar dari angin Matahari yang berhembus menjauhi inti Matahari dan ditangkap oleh medan magnet Bumi.

Bagaimana Aurora Terbentuk?
Sabuk radiasi Van Allen bagian luar bermuatan proton, sedangkan bagian dalamnya bermuatan elektron. Saat terjadi Aurora, elektron-elektron menuju ke arah Bumi dengan gerakan spiral, terutama ke arah kutub di sepanjang garis medan magnet dan bertemu dengan ion-ion yang terdapat di dalam thermosfer, sehingga menghasilkan emisi cahaya. Cahaya pada aurora diemisikan antara ketinggian terbawah (80-105 kilometer) hingga level teratas (200 kilometer) di atas permukaan Bumi.

Angin Matahari akan terjadi jika terjadi benturan keras antara elektron dan proton hasil emisi Matahari tersebut, yang keluar dari gaya gravitasi matahari dan menuju ke angkasa dengan kecepatan 1 juta kilometer/jam dalam bentuk plasma yang kemudian dikenal sebagai angin Matahari (solar wind).

Jika partikel yang bermuatan ini menuju ke arah Bumi, maka akan berinteraksi dengan medan magnet, sehingga terjadi penguraian partikel. Jika fenomena ini terjadi, maka angin Matahari akan mendistorsi magnetosfer dan menyebabkan jumlah elektron yang masuk ke dalam sabuk radiasi Van Allen menjadi semakin banyak, yang akibat kelanjutannya ialah terbentuknya aktivitas Aurora.

Galeri Badai Aurora 7-8 Oktober 2015
Pada malam 7 hingga 8 Oktober 2015, bagi Anda yang berada di daerah sekitar kutub Utara mungkin melihat Aurora yang menakjubkan. Hal ini disebabkan adanya intensitas solar wind yang tinggi sehingga aktivitas Aurora juga meningkat.

Berikut beberapa fotonya yang terpilih tim redaksi Info Astronomy:

Aurora Borealis 7 Oktober 2015 di Fairbanks, Alaska. Kredit: Marketa S. Murray 
Aurora Borealis 7 Oktober 2015 di Tromsø, Norwegia. Kredit: Bernt Olsen 
Aurora Borealis 7 Oktober 2015 di Yellowknife, Kanada. Kredit: Armelle Troussard 
Aurora Borealis 7 Oktober 2015 di Lofoten, Norwegia. Kredit: Eric Fokke 
Aurora Borealis 8 Oktober 2015 di Tromsø, Norwegia. Kredit: Bernt Olsen 
Aurora Borealis 8 Oktober 2015 di Manvel, AS. Kredit: Matthew Eckhoff
Mengapa di Indonesia Tidak Ada Aurora?
Di Indonesia sendiri fenomena Aurora sangat sulit terjadi karena Indonesia terletak di wilayah ekuator atau khatulistiwa. Seperti yang dijelaskan di atas, Aurora adalah atom-atom dan molekul yang bersatu dan bertumpuk di udara yang terhisap oleh magnet Bumi di sekitar kutub Utara dan Selatan.

Aurora hanya muncul di sekitaran kedua kutub Bumi. Seperti di lingkar Arktik maupun di lingkar Antarika. Di Utara, Aurora disebut Aurora Borealis dan di Selatan disebut Aurora Australis.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.