Vulcan, makhluk luar Bumi dalam fiksi ilmiah Star Trek. Kredit: Getty Images |
Ini adalah pertanyaan klasik yang menghantui para astrofisikawan, mereka belum menemui jawaban yang jelas dan memuaskan. Hal ini dikenal sebagai Paradoks Fermi, yang telah didalilkan oleh astronom Italia Enrico Fermi pada tahun 1950. Jika kehidupan ada di setiap sudut semesta, katanya, kenapa kita tidak menemukan yang lain?
Ada sejumlah penjelasan ilmiah yang mungkin mampu menjawab pertanyaan klasik di atas, berikut ulasannya:
Jagad Raya Terlalu Besar
Yang pertama, dan mungkin yang paling bisa dimaklumi, jagad raya memang terlalu besar. Satu planet laik huni terdekat Bumi di galaksi kita sendiri mungkin dapat berjarak ribuan tahun cahaya (1 tahun cahaya = 9,4 triliun km), yang membuat komunikasi dua arah melalui radiasi elektromagnetik --satu-satunya cara kita mengetahui bagaimana berkomunikasi-- menjadi mustahil.
Untuk galaksi di luar Bima Sakti, yang jaraknya jutaan tahun cahaya, ini jelas menjadi lebih sulit. Jarak antar planet dan antar galaksi terlalu jauh untuk manusia Bumi berkomunikasi dengan makhluk luar Bumi (jika mereka benar-benar ada).
Kita Tidak Sungguh-sungguh Mencari Mereka
Yup, kita tidak sungguh-sungguh. Sejauh ini, sebagian besar pencarian untuk makhluk cerdas luar Bumi (SETI, Searches for Extraterrestrial Intelegence) mengandalkan beberapa Array Telescope yang tersebar di seluruh dunia. Opeator misinya adalah SETI Institute, mereka telah melakukan pencarian yang intens sejauh ini, tapi tidak ada yang ditemukan.
Bahkan awal tahun ini, proyek Breakthrough Listen mengumumkan untuk menginvestasikan uang sebesar $100 juta yang didanai oleh miliarder Rusia Yuri Milner, untuk pencarian makhluk luar Bumi yang lebih luas dan lebih besar.
Proyek tersebut akan menggunakan dua teleskop radio paling kuat di dunia, Observatorium Green Bank di West Virginia dan Observatorium Parkes di Australia, untuk memindai bintang-bintang terdekat Bumi, dan juga yang mengobservasi 100 galaksi terdekat Bumi. Tujuannya tidak lain tidak bukan untuk menangkap sinyal apapun baik sengaja atau tidak sengaja terdeteksi di Bumi.
Kita Masih Terlalu Primitif
Mungkin ada cara lain untuk berkomunikasi dengan makhluk luar Bumi yang ternyata belum kita tahu karena saking terlalu primitifnya manusia Bumi. Plot twist-nya, mungkin peradaban maju di luar sana menunggu kita untuk mencapai tingkat teknologi tinggi agar mereka dapat menghubungi kita. Secara ilmiah, hal ini bisa saja terjadi.
Kita Sendirian di Jagad Raya
Pada akhirnya, solusi jawaban terakhir untuk Fermi Paradox adalah: Mungkin kita memang sendirian di alam semesta ini. Kita masih tidak tahu bagaimana kehidupan multisel di planet lain bermula, bagaimana itu bisa bergerak dari sel tunggal menjadi organisme kompleks. Kita juga tidak yakin bagaimana kehidupan di luar Bumi seperti apa, apakah mereka butuh air atau tidak, dan banyak lagi.
Namun, banyak ilmuwan yang memilih untuk tidak percaya solusi jawaban terakhir ini. Sebaliknya, mereka berpikir kita akan menemukan beberapa kehidupan mikroba di planet lain di tata surya dalam beberapa dekade mendatang, baik ditemukan secara langsung atau melalui deteksi sinyal.
Sampai kita menemukan bukti adanya kehidupan luar Bumi, mereka yang berada di luar Bumi mungkin saja juga sedang mencari keberadaan kita. Seperti yang dikatakan Carl Sagan: "I don't want to believe, I want to know."