Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Badai Geomagnetik dari Matahari Serang Atmosfer Bumi Hari Ini

Sebuah Coronal Mass Ejection (CME), sebuah partikel bermassa telah meletup dari permukaan Matahari pada Minggu (21/6) pagi dan bergabung dengan dua CME sebelumnya yang juga telah meletup beberapa hari sebelumnya.
Lontaran CME dari Matahari pada 19 Juni 2015. Kredit: NOAA
Info Astronomy - Sebuah Coronal Mass Ejection (CME), sebuah partikel bermassa telah meletup dari permukaan Matahari pada Minggu (21/6) pagi dan bergabung dengan dua CME sebelumnya yang juga telah meletup beberapa hari sebelumnya.

Ketiga CME ini hari ini (23/6) sampai dan menyerang atmosfer Bumi dengan potensi yang besar untuk memicu munculnya badai aurora di langit kedua Kutub Bumi. Peristiwa ini disebut badai geomagnetik.

Ramalan cuaca antariksa di National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) memperkirakan 90% dari badai geomagnetik menyerang Bumi hari ini.

Tidak akan ada dampak negatif untuk Bumi, badai geomagnetik juga bukan penyebab suhu Bumi panas karena memang tidak ada kaitan sama sekali dengan iklim di Bumi. Panasnya suhu di sekitar Anda mungkin dikarenakan kurang rindangnya daerah Anda.

Apa penyebab terjadinya peletupan CME?
Semua berawal dari fakta bahwa rotasi Matahari bersifat diferensial. Tidak begitu berhubungan dengan dengan kalkulus, diferensial yang dimaksud disini adalah bahwa periode rotasi Matahari berbeda tergantung lintang, sekitar 25 hari di dekat ekuatornya Matahari, dan 38 hari di dekat kutubnya Matahari.

Hal ini disebabkan wujud Matahari yang merupakan plasma gas, yang berbeda dengan permukaan Bumi yang padat. Kemudian, karena di Matahari terbentuk medan magnet, tentunya akan ada fluks magnetik dari kutub selatan ke kutub utara Matahari.

Seiring berotasinya Matahari, fluks-fluks magnetik itu akan ikut terbawa oleh plasma Matahari, dan setelah sekian lama, garis-garis fluks itu akan terpuntir-puntir akibat kecepatan rotasi di ekuator yang lebih cepat.

Di beberapa tempat, garis fluks magnetik yang terpuntir ini akan menyembul keluar dari permukaan Matahari, dan akan terlihat sebagai daerah gelap yang dinamai bintik Matahari.

Meskipun terlihat gelap, sebenarnya bintik Matahari memiliki kecerlangan permukaan (intensitas energi cahaya per satuan luas) setara dengan Bulan, dan ia gelap karena suhu yang relatif lebih ‘dingin’ (meskipun masih pada kisaran 3000-4500 K) dibandingkan bagian lain permukaan Matahari (biasanya 6000 K). 

Rendahnya suhu di bintik Matahari ini berhubungan dengan adanya fluks magnetik yang kuat di daerah tersebut, sebagai hasil dari puntiran tadi.

Referensi:
NOAA - www.swpc.noaa.gov
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.