Gerhana Matahari di atas langit Illinois, AS pada Oktober 2014. Kredit: Kali Morgan |
Berikut adalah beberapa peristiwa astronomis yang sayang untuk dilewatkan sepanjang tahun 2015.
Gerhana Matahari Total: 20 Maret 2015
Gerhana Matahari Total akan teramati di Atlantik Utara hingga lautan Arktik, mulai dari ujung selatan Greenland dan kemudian berkelok-kelok ke timur laut melewati Islandia dan Inggris. Sayangnya, tidak teramati di Indonesia.
Titik gerhana terbesar terjadi di utara Faeroes, di Laut Norwegia. Kota Barentsburg, di Spitsbergen (salah satu pulau utama Svalbard), akan menyaksikan Gerhana Matahari Total selama 2 menit, 30 detik.
Gerhana Bulan Total: 4 April 2015
Gerhana Bulan Total ini tidak biasa karena seluruh permukaan Bulan akan masuk ke umbra Bumi sehingga Bulan akan terlihat merah darah sepenuhnya.
Gerhana Bulan Total ini dapat diamati di seluruh wilayah Indonesia, dari Sabang hingga Merauke. Setiap wilayah memiliki waktu yang berbeda-beda dalam pengamatan. Di Jakarta, Gerhana Bulan Total sudah terjadi ketika Bulan terbit pukul 18:00 WIB dan akan berakhir pukul 20:45 WIB.
Venus yang Menyilaukan
Beberapa buku astronomi akan memberitahu Anda bahwa tidak mungkin untuk melihat Venus di tengah malam. Namun, faktanya Venus dapat tetap muncul sampai tengah malam pada pekan ketiga bulan Mei 2015!
Venus mencapai sudut elongasi tertinggi (-45 derajat) ke timur Matahari pada tanggal 6 Juni 2015. Planet Venus ini merupakan objek langit paling terang ketiga di langit malam setelah Matahari dan Bulan. Dengan begitu, Anda akan sangat mudah menemukannya.
Oh iya, Venus disebut juga Bintang Kejora karena kenampakannya (lewat mata) seperti bintang dengan cahaya yang amat sangat terang.
Konjungsi Venus-Jupiter: 30 Juni 2015
Tak lama setelah Matahari terbenam, di langit Barat Daya, dua planet terang Venus dan Jupiter akan terlihat mencolok di langit senja.
Mereka akan tampak hanya sekitar beberapa derajat di langit Bumi. Dengan Venus yang merupakan objek paling terang ketiga dan Jupiter paling terang keempat, keduanya bakal terlihat mengagumkan saat senja tanggal 30 Juni 2015.
Venus dan Jupiter pada Desember 2013. Kredit: Snap Space |
Hujan meteor Perseid dianggap menjadi hujan meteor terbaik karena memiliki intensitas yang tinggi. Pengamat langit yang beruntung kadang-kadang dapat melihat hingga 90 meteor per jam pada puncaknya.
Hujan meteor ini dapat diamati setelah tengah malam hingga menjelang Matahari terbit di rasi bintang Perseus. Di manapun Anda di Indonesia, Anda dapat mengamatinya dengan mata telanjang.
Okultasi Aldebaran: 4 September 2015
Fase Bulan Separuh akhir bakal lewat di depan salah satu bintang paling terang di langit, Aldebaran. Okultasi ini hanya akan teramati di Amerika Utara.
Kita di Indonesia hanya akan melihat konjungsi Bulan-Aldebaran. Bagi yang belum tahu, okultasi adalah peristiwa yang sama dengan gernaha. Bedanya, saat okultasi yang ditutupi Bulan adalah objek seperti planet atau bintang.
Gerhana Bulan Total (lagi): 27-28 September 2015
Gerhana Bulan Total kali ini adalah jatah bagi pengamat yang berada di bagian tengah dan timur Amerika Utara --Winnipeg, Manitoba, Houston. Mereka akan melihat seluruh gerhana Bulan dari awal sampai akhir.
Kita di Indonesia tidak kebagian untuk melihat Gerhana Bulan Total pada 27-28 September 2015. Ini dikarenakan saat puncak gerhana, Indonesia sudah siang hari dan Bulan sudah terbenam.
Konjungsi Venus-Jupiter (lagi!): 26 Oktober 2015
Untuk kedua kalinya pada tahun 2015, Venus dan Jupiter akan berkonjungsi, kali ini dipisahkan oleh lebih dari 1 derajat, Venus melewati ke barat daya (kanan bawah) Jupiter dan bersinar lebih dari 10 kali lebih terang dari Jupiter.
Bola Api Taurid: Oktober dan November
Hujan meteor Taurid, kadang juga disebut "Bola Api Halloween", muncul setiap tahun antara pertengahan Oktober hingga pertengahan November.
Puncak hujan meteor ini berlangsung selama sepekan dari 5 November hingga 12 November 2015. Julukan Bola Api didapatkan karena hujan meteor ini sangat sering menciptakan meteor berukuran besar (fireball/Bola Api).
Jangan kuatir! Meteor-meteor tersebut tidak akan menabrak Bumi seperti di film Kiamat 2012. Meteor-meteor ini akan habis terbakar oleh atmosfer Bumi sebelum mencium permukaan.
Hujan meteor Geminid: 13-14 Desember 2015
Jika ada satu hujan meteor yang menjamin memberikan pertunjukan yang sangat menghibur, itu adalah hujan meteor Geminid.
Geminid dianggap oleh sebagian besar ahli meteor memiliki kecemerlangan yang melebihi hujan meteor Perseid pada bulan Agustus.
Akan ada 120 meteor per jam atau setara dua meteor setiap menit! Untuk mengamatinya, cukup berbaring mengamati langit, tanpa teleskop dan tanpa gadget. Geminid dapat diamati di seluruh Indonesia.
Nah, jadi, mana peristiwa astronomis tahun ini yang paling kamu tunggu-tunggu?