Ilustrasi jejak kaki astronot yang nantinya didaratkan ke Planet Mars. Kredit: NASA |
NASA tidak mendaratkan manusia di Bulan padahal teknologi sudah lebih maju dari 45 tahun yang lalu ini karena mereka mempersiapkan pendaratan di Mars pada tahun 2020 mendatang.
Pada konferensi pers bertajuk Next Giant Leap yang dihadiri oleh salah satu astronot yang mendarat di Bulan, Buzz Aldrin, 3 jam yang lalu waktu AS NASA menjelaskan bagaimana cara kerja misinya.
Berikut poin-poin penting yang disampaikan NASA pada konferensi pers tersebut:
"Misi robotik kami di Mars saat ini adalah untuk membantu manusia," kata Jim Green, kepala Divisi Sains Tata Surya NASA.
"Stasiun luar angkasa membantu kita mengetahui bagaimana manusia beradaptasi di luar angkasa. Robot Curiosity pun mengajarkan kita bagaimana keadaan Mars sebenarnya untuk manusia.
"Majunya teknologi kami manfaatkan untuk misi luar angkasa kami. Mars sangat bagus dijadikan home base untuk misi selanjutnya menjelajahi alam semesta.
"Pada tahun 2017 kami telah siap mengirim manusia ke luar angkasa. Planet Mars adalah langkah logis selanjutnya untuk eksplorasi antariksa. Kami bisa lakukan ini!
"Usaha yang dilakukan oleh robot Spirit dan robot Opportunity di Mars pada 5 tahun belakangan bisa dilakukan dalam seminggu oleh manusia. Aku benar-benar akan pergi pada perjalanan ke Mars.
"Kami mengeksplorasi untuk bertahan hidup. Pergi ke Mars adalah langkah berikutnya. Mari kita lakukan! Kita tahu Mars memiliki sejumlah besar air yang dapat mendukung kehidupan. Saya harap apa yang kita lakukan hari ini akan menginspirasi generasi penjelajahan selanjutnya."
Selain ke Mars, Jim Green mengatakan bahwa Europa --salah satu satelit alami Planet Jupiter-- juga bakal menjadi sasaran eksplorasi manusia.