Hujan meteor. Kredit: NASA |
Hujan meteor ini dinamakan hujan meteor Capricornid (atau Alpha Capricornid). Namanya diambil dari nama titik radian --titik munculnya di langit-- yakni di rasi bintang Capricorn.
Capricornid akan berintensitas 5 meteor per jam (ZHR) di langit yang benar-benar gelap dan bebas polusi. Lain cerita jika mengamati di lokasi yang langitnya sudah tercemar polusi udara maupun polusi cahaya.
Beberapa meteor sebenarnya sudah dapat diamati sejak awal Juli hingga awal Agustus tiap tahunnya. Namun baru mencapai puncaknya pada 15 Juli 2014 mulai tengah malam hingga menjelang Subuh.
Hujan meteor Capricornid berasal dari puing-puing (debris) komet 169P/NEAT. Orbit Bumi melintasi jalur lintasan komet ini nanti malam (15/7) sehingga puing-puingnya masuk ke atmosfer Bumi dan terbakar menjadi meteor.
Tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari peristiwa ini. Sebab, meteor yang masuk ke atmosfer ukurannya kecil sehingga akan habis terbakar sebelum mencium permukaan Bumi.
Cara mengamatinya hanyalah siapkan kursi santai lalu menatap langit dan tunggulah meteor melintas yang bakal membuat Anda kagum.
Tidak perlu menggunakan alat bantu seperti teleskop, karena justru mengamati hujan meteor pakai teleskop hanya akan mengganggu saja.
Hujan meteor Capricornid ini bisa diamati di seluruh Indonesia. Syarat mutlaknya, langit harus dalam keadaan cerah tak berawan, apa lagi hujan.
Gunakan jaket agar tidak kedinginan di malam hari. Selamat mengamati!
Fakta Menarik
Sebagian besar debris komet 169P/NEAT tidak akan berada di orbit Bumi sampai abad ke-24. Dengan begitu hujan meteor Capricornids diprediksi menjadi badai meteor tahunan terbesar di tahun 2220 hingga 2420.