Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Blood Moon Tak Akan Terlihat di Indonesia

Blood Moon Tak Akan Terlihat di Indonesia
Blood Moon Tak Akan Terlihat di Indonesia
Gerhana Bulan Total, Bulan terlihat merah darah maka disebut Blood Moon. Kredit: Mr Eclipse
Info Astronomy - Pada malam 15 April 2014, sebuah peristiwa astronomis berupa Gerhana Bulan Total bakal terjadi. Sayangnya, gerhana ini tidak bisa diamati di Indonesia.

Gerhana pertengahan April ini menjadi yang pertama dari gerhana total dari 4 gerhana Bulan berturut-turut atau 'tetrad series of eclipses' tahun 2014.

Empat gerhana berturut-turut adalah peristiwa yang cukup langka. Seri tersebut terakhir terjadi pada tahun 2003 dan 2004. Ini hanya akan terjadi tujuh kali lagi di abad ini.

Saat gerhana, Bulan akan masuk ke bayangan gelap (umbra) Bumi. Puncak gerhana akan terjadi pada 14:46 WIB. Fase total gerhana akan berlangsung selama 77 menit, dari pukul 14:07 sampai 15:24 WIB.

Pada saat Gerahana Bulan Total, Bulan akan berada pada deklinasi -09°58'di konstelasi Virgo. Dan alasan tidak bisa diamati di Indonesia adalah, saat gerhana terjadi seluruh wilayah Indonesia masih sore hari. Bulan pun belum terbit.

Lalu, apa itu 'Blood Moon'?
Istilah blood moon amat jarang digunakan di kalangan astronom. Kalaupun menggunakannya, para astronom menggunakannya sebagai sebagai nama alternatif untuk Hunter's Moon --Bulan purnama yang mengikuti Harvest Moon, yang biasanya muncul pada akhir Oktober.

Namun, sebuah gerhana Bulan adalah sesuatu yang sangat berbeda. Itu terjadi saat Bulan melewati bayangan Bumi.  Bayangan Bumi terdiri dari dua bagian: sebuah inti gelap disebut "umbra," dan bagian luar yang lebih terang disebut "penumbra".

Alih-alih gelap total, Bulan malah menjadi oranye atau merah darah karena cahaya yang melewati cincin atmosfer yang mengelilingi Bumi.

Tergantung bagaimana kondisi atmosfer Bumi yang dilewati cahaya Matahari, umbra bisa berwarna dari terang tembaga-merah-hingga hampir hitam total.

Pada kesempatan yang langka, cahaya mencapai Bulan memiliki warna persis dengan darah, tetapi tidak ada cara untuk memprediksi hal tersebut sebelumnya.

Jadi, tidak ada alasan untuk menyebut sebuah gerhana Bulan tertentu sebagai Blood Moon hingga akhirnya ia menunjukkan warnanya.

Karena orbit Bulan sedikit miring dibanding jalur Matahari di langit, seringkali Bulan lewat di atas atau di bawah bayangan Bumi, sehingga tak terjadi gerhana setiap bulan kalender.

Blood Moon tidak berdampak negatif ataupun mengawali terjadinya kiamat alam semesta. Jangan mudah percaya dengan 'cocoklogi', apa lagi yang membawa-bawa agama.
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.