Supermoon. Kredit: Riza Miftah Muharram |
Supermoon pertama telah terjadi pada tanggal 1 Januari 2014. Dua kali Supermoon dalam sebulan ini tidak akan terjadi lagi hingga Januari 2018.
Astrolog Richard Nolle adalah yang mendefinisikan sebuah Supermoon, "Bulan Baru atau Purnama yang 90% lebih dekat dari jarak semula dengan Bumi."
Dengan definisi ini, Bulan dalam fase Baru (New Moon) atau Bulan Purnama (Full Moon) harus berjarak 361.863 kilometer dari planet kita, yang diukur dari pusat Bulan ke pusat Bumi.
Oleh karena itu, tahun 2014 memberikan kita total lima supermoon: dua Bulan Baru Januari, dan Bulan Purnama Juli, Agustus dan September. Namun pada Agustus adalah Supermoon yang sesungguhnya.
Tak kasat mata
Dalam astronomi, kita mengenal fase-fase Bulan. Di bangku sekolah dari SD hingga SMA kita sudah dikenalkan dan diajarkan dengan fase-fase Bulan ini.
Fase-fase Bulan adalah bentuk Bulan yang selalu berubah-ubah jika dilihat dari bumi. Fase Bulan itu tergantung pada kedudukan Bulan terhadap Matahari dilihat dari Bumi. Fase Bulan disebut juga aspek Bulan.
Ada macam-macam fase Bulan, diantaranya: Bulan Baru, Bulan Sabit, Bulan Separuh, Bulan Cembung dan Bulan Purnama.
Supermoon pada 30 Januari 2014 nanti adalah saat Bulan berada dalam fase Bulan Baru. Itu artinya, sisi Bulan yang menghadap Bumi tidak menerima cahaya dari Matahari, maka, Bulan tidak terlihat.
Dengan tidak terlihatnya Bulan ini, maka Supermoon Kamis mendatang adalah Supermoon tak kasat mata.
Supermoon 30 Januari 2014 bisa membuat air laut pasang menjadi awan hujan dan mengguyur wilayah-wilayah Bumi. Termasuk Indonesia, waspadai banjir ya.