Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Stasiun Luar Angkasa Internasional Terinveksi Virus Stuxnet

Stasiun Luar Angkasa Internasional Terinveksi Virus Stuxnet
Stasiun Luar Angkasa Internasional Terinveksi Virus Stuxnet
ISS. Kredit: NASA
Info Astronomy - Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station/ISS) telah terinfeksi program jahat atau virus Stuxnet dari media penyimpanan data stik USB yang dibawa ke luar angkasa oleh astronot Rusia.

Hal ini diungkapkan oleh ahli keamanan siber Eugene Kaspersky. Ia berpendapat, kosmonot Rusia yang mengunjungi ISS menancapkan USB flashdrive ke laptop di ISS dan virus itu dengan cepat menyebar ke laptop lainnya.

Program Stuxnet berpotensi mencuri data dan melakukan mata-mata. Namun, ia tidak mengungkapkan secara rinci dampak infeksi Stuxnet terhadap operasional dan sistem kontrol di ISS.

Ini bukanlah kali pertama stasiun luar angkasa terinfeksi program jahat. Kaspersky mengatakan, dari waktu ke waktu, selalu ada "epidemi virus" di stasiun luar angkasa.

Sebelumnya, puluhan laptop di ISS menjalankan sistem operasi Windows XP yang lebih rentan terhadap serangan program jahat. Pada Mei 2013, United Space Alliance mengganti sistem tersebut dengan Linux agar lebih stabil dan dapat diandalkan.

Kaspersky menegaskan, contoh kasus di atas menunjukkan bahwa sistem komputer yang tidak terhubung dengan internet juga dapat terinfeksi program jahat.

Kaspersky memberi contoh lain, di mana fasilitas nuklir Rusia yang tidak disebut namanya, juga terinfeksi program Stuxnet meskipun sistem tersebut tidak terhubung ke internet.

"Semua data itu dicuri secara global, setidaknya dua kali," kata Kaspersky dalam sebuah jumpa pers, seperti dikutip dari International Business Times, Senin (11/11/2013).

Stuxnet merupakan salah satu program jahat yang paling terkenal. Selama ini, para ahli meyakini, Stuxnet diciptakan bersama oleh Pemerintah AS dan Israel untuk menonaktifkan fasilitas pengembangan nuklir milik Iran di kota Natanz. Salah satu tujuan Stuxnet adalah mengganggu pembangunan senjata nuklir negara lain.

Meski fasilitas nuklir Iran di Natanz tidak terhubung dengan internet, Stuxnet berhasil menjangkiti sistem komputer di sana. Dalam kasus ini, Stuxnet diprediksi tersebar melalui perangkat USB flashdrive.

Kaspersky mengatakan, untuk menciptakan program jahat seperti Stuxnet, Gauss, Flame, dan Red October, dibutuhkan proses yang sangat kompleks dan menelan biaya hingga 10 juta dollar AS untuk pengembangan.

Referensi: Kompas
Ada perlu? Hubungi saya lewat riza@belajarastro.com

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.