Sedikit bagian komet ISON masih terlihat bertahan. Kredit: ESA/NASA |
Analisis astronom Indonesia, Muh. Ma'rufin Sudibyo, komet ISON akhirnya sepenuhnya lenyap dari alam raya ini bahkan sebelum ia sempat mencapai titik perihelionnya.
Menit-menit sekaratnya komet ISON terekam jelas oleh liputan satelit pengamat Matahari SOHO (Solar and Heliospheric Observatory) khususnya melalui instrumen LASCO (Large Scale Coronagraph) C3 dan C2.
Kronologi hancurnya ISON
Pada 28 November 2013 pukul 12:00 WIB, komet ISON demikian benderang (magnitudo -2). Berselang 6 jam kemudian komet ISON justru lebih redup meski jaraknya ke Matahari kian memendek.
Dan berselang 12 jam kemudian inti komet sudah benar-benar lenyap, hanya menyisakan jejak debu memanjang di langit dekat Matahari.
Apa yang menewaskan komet ISON?
Masih belum jelas benar karena inti komet ini tergolong besar (diameter lebih dari 4 km). Namun badai Matahari per 27 November 2013 mungkin turut berperan dalam kematiannya.
Pengamatan lebih lanjut yang dipantau menggunakan satelit SOHO milik NASA menunjukan ada sedikit bagian dari komet ISON yang masih bertahan hidup.
Komet ISON mungkin masih bisa dipotret dengan SLR/DSLR, namun tidak bisa diamati dengan mata telanjang.