Halo Bulan di Jakarta, 2012. Kredit: Info Astronomy Archive |
Secara umum, Halo Bulan sama dengan Halo Matahari. Bedanya jika Halo Bulan terjadi pada Bulan Purnama saja, dan malam ini adalah Bulan Purnama yang juga secara teknis disebut Blue Moon!
Halo Bulan bisa dilihat jika Bulan berada di langit tengah, atau saat tengah malam nanti (21/8). Karena cahaya Bulan Purnama yang cemerlang, maka bisa menampakan cincin pelangi (Halo).
Sama seperti Halo Matahari, Halo Bulan terjadi akibat refleksi dan refraksi cahaya Bulan Purnama oleh kristal-kristal es di awan cirrus, yakni awan yang berada di troposfer Bumi kita.
Refleksi yang terjadi saat itu adalah cahaya Bulan Purnama melewati titik air, es atau kristal yang transparan yang hanya terjadi saat-saat tertentu saja.
Fenomena Halo Bulan (atau pun Halo Matahari) hanyalah fenomena biasa dan bukan pertanda adanya bencana, begitu menurut prakirawan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), Susi Susiana.
Menurut Susiana, fenomena alam itu lumrah dan dapat terjadi di sudut mana saja di Bumi, seperti Halo Bulan ini.