Saran pencarian

Astronom Indonesia Penemu 10 Planet di Alam Semesta

Astronom Indonesia Penemu 10 Planet di Alam Semesta
Ilustrasi. Kredit: Indonesia Proud
Info Astronomy - Bagaimana rasanya terkenal di tingkat dunia, membawa nama Indonesia, tapi agak “tenggelam” di negara sendiri? Dia adalah Johny Setiawan. Di kalangan astronomi tingkat dunia, lelaki kelahiran 16 Agustus 1974 yang besar di Bintaro ini sangat disegani.

Di Jerman, Johny Setiawan sangat mudah dikenali. WNI yang sudah lebih dari 17 tahun tinggal di Jerman itu selalu tampil plontos, bercelana pendek, dan kaus tanpa lengan. Sandal jepit juga selalu menemani langkahnya.

Padahal, profesi dan prestasinya tak main-main, yakni astronom dan penemu lebih dari sepuluh planet baru. Johny Setiawan memakai baju formal jika ada acara resmi saja. Begitu acara selesai, dia langsung ganti baju dengan setelan andalannya tersebut.

Pada Juni 2005, kelompok astronom Eropa dan Brasil di bawah pimpinan peneliti di Institut Max Planck untuk Astronomi di Heidelberg, Jerman ini berhasil menemukan sebuah planet ekstrasurya (eksoplanet) yang diberi nama HD 11977 b.

Salah satu penemuan berikutnya adalah sebuah planet yang mengitari sebuah bintang yang sangat muda, bernama TW Hydrae. Penemuan terbarunya pada tahun 2010 ini adalah Planet HIP 13044b yang mengorbit bintang tua, HIP 13044.

Penemuan-penemuan tersebut dipublikasikan di berbagai jurnal ilmiah internasional, seperti Astronomy & Astrophysics, The Astrophysical Journal dan Nature.

Tata Surya tertua

Selain menemukan lebih dari 10 planet ekstrasurya, Johny Setiawan juga menemukan tata surya tertua di jagad raya. Tata surya tersebut dikatakan tertua karena berumur 12,8 miliar tahun, hanya 900 juta tahun lebih muda dari semesta yang tercipta lewat Big Bang pada 13,7 miliar tahun lalu.

Bintang induk pada tata surya tersebut diberi nama HIP 11952 sesuai penamaan objek dari katalog Hipparcos. Sementara kedua planet yang mengorbit bintang tersebut diberi nama HIP 11952 b dan HIP 11952 c.

HIP 11952 juga dijuluki “Sannatana”. Dalam bahasa Sansekerta, kata tersebut berarti abadi atau purba, sesuai dengan keunikan tata surya baru ini.

Johny menamatkan S-1 dan S-3-nya di Freiburg, Jerman. Penyajian dosen yang menarik ditunjang fasilitas lengkap membuat Johny maniak dengan segala sesuatu yang terkait astronomi. Karena itu, dia tercatat sebagai lulusan termuda di Albert-Ludwigs-Universitat, Freiburg, Jerman.

Di universitas yang sama, Johny meraih gelar S-3 dan menjadi ilmuwan di departemen planet dan formasi bintang Max Planck Institute for Astronomy (MPIA).

Tanya jawab dengan Johny Setiawan

T: Salah satu kendala yang membuat orang Indonesia “malas” memilih jurusan astronomi adalah memang terbatasnya bidang kerja yang ada di Indonesia bagi ilmu ini. Apa betul? Lulusan astronomi itu bisa bekerja di bidang apa saja ya?

J: Saya kira ini betul. Karena memang budaya bangsa Indonesia sekarang lebih mengutamakan konsumtif dan tidak begitu mengutamakan kreativitas berpikir sepertI yang disyaratkan di bidang ilmu pengetahuan alam.

Tidak berarti itu semua orang, namum memang kebanyakan masih berpandangan seperti itu. Hanya sedikit yang mendalami ilmu pengetahuan alam, khususnya astronomi. Kalau lulusan astronomi memang sulit bekerja di Indonesia, namum lapangan kerja di luar negeri terutama negara maju banyak.

Lulusan astronomi juga bisa bekerja dibidang-bidang fisika lain, komputer, industri penerbangan, perbankan (jika ditambah latihan tambahan), guru, dan sebagainya.

T: Untuk bisa maju di bidang ini, apakah harus melanjutkan studi ke luar negeri?

J: Memang harus. Paling tidak sampai jenjang PhD. Bahkan mungkin sekali ke luar negeri saja tidak cukup, karena astronomi profesional sekarang mengutamakan kerjasama internasional. Untuk ini saya seringkali bekerja di Chile dan Swiss.

T: Apa harapan mas Johnny terhadap dunia astronomi di Indonesia?

J: Harapan saya, supaya semakin digiatkan dan aktif. Percaya atau tidak, Indonesia di bidang astronomi jauh lebih unggul daripara negara-negara tetangga kita yang “kaya” seperti Singapura, Malaysia, Brunei.

Posting Komentar

Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.