Bintang-bintang di alam semesta. Kredit: NASA |
Bintang-bintang dengan magnitudo 1 menunjukkan bintang paling terang dan magnitudo 6 menunjukkan bintang paling lemah, bila dilihat dengan mata telanjang.
Bintang dengan magnitudo 1 tingkat terangnya 2,51 kali bintang dengan teragnya 2,51 kali bintang dengan magnitudo 2. Demikian pula bintang dengan magnitudo 2 tingkat terangnya 2,51 kali bintang dengan magnitudo 3, dan seterusnya.
Contoh yang baik untuk bintang magnitudo 1 adalah Vega, yang berada didaerah rasi Lyra. Bintang-bintang di daerah big dipper adalah contoh magnitodo 2, dan di daerah little dipper kira-kira magnitudo 3.
Mata telanjang dapat melihat bintang-bintang yang sama kaburnya dengan magnitudo 6. Bintang-bintang ini 100 kali kurang terang daripada bintang-bintang magnitudo 1. Dengan bantuan teleskop, misalnya teleskop Hale yang berdiameter 200 inci, astronom dapat melihat bintang yang memiliki magnitudo 24.
Sekarang skala magnitudo Hipparcus dikembangkan. Skala dibuat dengan angka desimal. Tujuan pembuatan ini untuk mengamati perbedaan-perbedaan kecil magnitudo bintang-bintang.
Contohnya bintang Polluse memiliki magnitudo semu 1,16. Bintang-bintang yang lebih terang menjadi memiliki magnitudo di bawah 1. Magnitudo-magnitudo tersebut dinyatakan dengan bilangan negatif. Misalnya Sirius, bintang paling terang selain matahari, memiliki magnitudo -1,43. Magnitudo matahari -26,8. Magnitudo bulan purnama -12,6 dan venus merupakan planet paling terang memiliki magnitudo -4,4.
Magnitudo mutlak adalah ukuran tingkat terang sesungguhnya sebuah bintang. Semua bintang dianggap berada pada jarak yang sama dari Bumi, sejauh 32,6 tahun cahaya. Dengan memakai metode ini magnitudo matahari hanyalah 4,8.