Gabung menjadi member BelajarAstro KLUB yuk! Cek benefitnya~

Saran pencarian

Adakah Makhluk Cerdas di Luar Bumi?

Adakah Makhluk Cerdas di Luar Bumi?

Info Astronomy — Anda percaya silakan, tidak percaya ya monggo. Sebelumnya, penulis (selanjutnya disebut saya) ulangi; Anda percaya silakan, tidak percaya ya monggo.

Perbincangan mengenai UFO memang kontroversial sejak dulu. Ada bukti, ada saksi, ada penyangkal. Ada yang serius menggetoli, ada yang serius menertawakan. Benarkah UFO itu nyata? Di sini, saya tak butuh tahu Anda pro atau kontra.

Saya lebih tertarik menjawab: benarkah ada peradaban di luar Planet Bumi?

Semesta, Saudara-saudara, adalah alam tanpa batas. Ia terdiri dari bermiliar-miliar galaksi (galaksi kita namanya Bima Sakti). Masing-masing galaksi itu terdiri dari ratusan miliar bintang dan tata surya (bintang di tata surya kita namanya Matahari). Lalu dalam satu tata surya, terdapat beberapa planet yang mengitari bintang itu (planet kita namanya Bumi).

Nah, seandainya satu persen saja dari bintang-bintang di galaksi kita diedari planet, maka artinya di Bima Sakti ada semiliar tata surya.

Lalu andaikan ada satu persen saja dari semiliar tata surya itu yang dikitari satu planet serupa Bumi, maka di galaksi ini saja kita sudah mendapati 10 juta planet dengan suasana mirip bumi. Ada air di sana, oksigen, protein, plus sumber-sumber penunjang kehidupan lainnya.

Sepuluh juta planet mirip Bumi! Dan kita baru bicara Galaksi Bima Sakti. Padahal, di semesta yang volumenya tak hingga ini ada bermiliar-miliar galaksi lain.

Mungkin Anda bertanya-tanya, dari mana tiba-tiba muncul angka satu persen itu?

Begini. Mari kita longok tata surya kita sendiri. Ada delapan planet di dalamnya. Dulunya sembilan planet, tapi Pluto sudah tak dihitung lagi. Nah, dari delapan planet itu, ternyata ada satu yang layak huni, yakni Bumi. Artinya, peluang eksisnya planet ajaib semacam Bumi adalah satu banding delapan, alias 12,5%.

Tapi dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti anomali semesta, toleransi kesalahan prediksi, sikap ilmiah yang wajib selalu skeptis, cukup fair jika kita menggunakan persentase satu dulu, bukan langsung 12,5. Dan, sekali lagi, hasilnya adalah 10 juta planet yang kondisinya seperti Bumi!

Terlihatlah secara matematis, ada peluang besar berseminya kehidupan di luar Planet Bumi. Ketika syarat-syarat kehidupan terpenuhi, hukum evolusi berjalan, dan pada gilirannya akan tercipta kehidupan cerdas (peradaban). Namun saya kurang percaya Teori Evolusi yang mengecilkan peranan Tuhan itu.

Jadi, saya perlu petunjuk dari Langit. Saya ambil kitab saya. Maaf buat yang beragama lain, tapi saya tahunya hanya Al-Qur'an. Itu pun sedikit sekali.

Dalam surat Asy-Syuura: 29 disebutkan, “Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi, dan makhluk-makhluk melata yang Dia sebarkan pada keduanya.” Makhluk melata itu terjemahan dari kata “dabbah”. Berdasarkan ayat itu, dabbah disebar Tuhan di bumi, juga di langit.

Dabbah di bumi rasanya sudah jelas. Namun siapakah dabbah yang di langit itu? Tentu bukan burung, sebab burung hidup di bumi. Makhluk itu juga bukan bintang, planet, bulan, atau meteor. Sebab dabbah adalah makhluk hidup.

Menurut surat An Nur:45, sebagian dari mereka berjalan di atas perutnya, sebagian berjalan dengan dua kaki, sebagian dengan empat kaki.

Lalu ternyata ayat yang lain menyebutkan apa yang disebar dilangit dan di bumi ini dengan kata “man” (siapa), bukannya “ma” (apa). Az-Zumar: 68 salah satu contoh ayatnya, “Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah SIAPA-SIAPA yang ada di langit dan di bumi selain yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu.”

Dabbah langit pun bukan malaikat. Ayat di atas menceritakan Hari Kiamat. Hari Pertanggungjawaban. Yang dimintai pertanggungjawaban harusnya kan mereka yang punya akal sekaligus nafsu. Bukan malaikat kan. Penyebutan dabbah dan malaikat yang bersamaan dalam surat An Nahl:49 pun memberitahu kita, malaikat tidak termasuk dabbah.

Lantas, siapa tepatnya dabbah langit (kiasan qurani untuk alam di luar Bumi) alias makhluk melata langit yang berakal dan bernafsu itu? Hanya Tuhan yang tahu.

Saya hanya kepikiran, secara ukuran, sudah jelas Bumi hanyalah sebutir debu di alam semesta yang mahaluas ini. Lalu apa gunanya diciptakan alam tak berbatas ini bila kehidupan cuma terjadi di Bumi? Tuhan tidak terbiasa mubazir.

Ada banyak ayat di Al-Qur'an yang menunjukkan bahwa segenap yang diciptakan Tuhan tak ada yang sia-sia.

Apakah Anda berpikir ini SARA? Coba cermati kalimat pertama di artikel ini; Anda percaya silakan, tidak percaya ya monggo. [Brahmanto Anindito]

4 komentar

  1. Sudah lama saya tidak membaca tulisan bagus yang berisi seperti ini. Nice article.
  2. Bagus artikelnya. Saya percaya Alien itu ada. "We are not Alone". Tidak mungkin peradaban hanya ada di Bumi.
  3. Serem sumpah gambar diatas, Tapi artikelnya sangat menarik dan saya setuju dengan artikel ini, alam semesta ini sangatlah luas.
  4. Sya percaya ad makluk hidup di luar bumi..
Kami sangat senang menerima komentar dari Anda. Sistem kami memoderasi komentar yang Anda kirim, jadi mungkin membutuhkan waktu beberapa saat untuk komentar Anda muncul di sini. Komentar dengan link/url akan otomatis dihapus untuk keamanan. Berkomentarlah dengan sopan dan santun.